Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBUAH video viral di media sosial yang menunjukkan seorang anak Gaza, Palestina tengah menjalani operasi luka sobek di bagian kaki kirinya. Tanpa obat bius, sang anak menjalani operasi sambil membaca Al-Qur'an.
"Tanpa anestesi atau bahkan listrik, seorang anak membaca Al-Qur'an sementara dokter menjahit lukanya," demikian caption yang tertulis di video tersebut.
Video yang dibagikan di akun Instagram @palestine.pixel itu menyedot perhatian banyak warga net. Sejak diunggah enam jam lalu, video tersebut sudah diputar oleh lebih dari 10 ribu orang.
Baca juga : 6 Rumah Sakit di Gaza Tutup karena Kekurangan Bahan Bakar
Meski terlihat dari wajahnya, rasa takut dan kesakitan, anak laki-laki yang mengenakan jaket tersebut tampak tegar dan tenang. Tubuhnya tidak bergerak atau memberontak, saat dokter menjahit luka yang menganga di kakinya.
Operasi yang dilakukan tanpa menggunakan anestesi atau obat bius terpaksa dilakukan oleh tenaga medis di Gaza lantaran kosongnya stok gudang obat. Begitu juga dengan ketersediaan bahan bakar untuk menghidupkan sejumlah alat penunjang kedokteran.
Para dokter pun harus menjatuhkan keputusan sulit, yakni dengan melakukan operasi tanpa obat bius.
Baca juga : 5 Jasad Bayi Prematur Palestina Ditemukan Membusuk di RS Al Nasr, Ini Kronologinya
Selain kehabisan obat bius, Gaza juga mengalami krisis obat untuk sejumlah penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obat kejang hingga obat cuci darah.
Karena tak ada listrik, para dokter juga terpaksa menggunakan cahaya dari ponsel genggam saat mengoperasi pasien. Hal itu dilakukan sejak dua hari lalu, tepatnya pada Jumat (20/10).
Tidak ada tempat tidur untuk ICU bahkan inkubator bayi. Padahal setiap harinya, banyak ibu hamil yang melahirkan di Gaza. Jumlahnya mencapai ratusan.
Baca juga : Gaza Malam Ini Seperti Kota Mati, 1.385 Syahid dan 6.229 Terluka
Pada Minggu (22/10), PBB mengatakan, nyawa sedikitnya 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator rumah sakit di Gaza yang dilanda perang terancam karena kehabisan bahan bakar di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
“Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator, dan 70 bayi di antaranya dilengkapi dengan ventilasi mekanis, dan tentu saja hal ini sangat kami khawatirkan,” kata juru bicara UNICEF Jonathan Crickx.
Listrik adalah salah satu kekhawatiran utama bagi tujuh bangsal spesialis di Gaza yang merawat bayi prematur untuk membantu pernapasan dan memberikan dukungan penting, misalnya ketika organ mereka belum cukup berkembang.
Baca juga : WHO Kirim Bahan Bakar ke Rumah Sakit di Gaza Utara Palestina
Israel memerintahkan blokade penuh terhadap wilayah tersebut setelah serangan Hamas pada 7 Oktober ke wilayah Israel.
WHO mengatakan sekitar 1.000 orang yang membutuhkan dialisis untuk cuci darah juga akan berisiko jika generator berhenti beroperasi.
Ada 20 truk bantuan menyeberang dari Mesir ke Gaza pada hari Sabtu (21/10), tetapi tidak ada bahan bakar dalam kiriman tersebut.
Baca juga : Tentara Israel Telanjangi Puluhan Orang di Dalam RS Al Shifa Gaza, Interogasi Paramedis
Alasan Israel, mereka khawatir bahan bakar dapat membantu Hamas, meskipun pasokan terbatas yang masih ada di Gaza dialihkan agar generator peralatan medis tetap beroperasi.
“Jika mereka (bayi) dimasukkan ke dalam inkubator ventilasi mekanis, menurut definisi, jika listrik padam, kami khawatir dengan nyawa mereka,” kata juru bicara UNICEF kepada AFP.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sebanyak 130 bayi prematur berada dalam bahaya kematian karena kekurangan bahan bakar.
Baca juga : Puluhan Bayi Prematur Gaza Menangis, Berjuang Hidup di Luar Inkubator
Sekitar 160 perempuan melahirkan setiap hari di Gaza, menurut Dana Kependudukan PBB, yang memperkirakan ada 50.000 perempuan hamil di wilayah berpenduduk 2,4 juta orang.
Meskipun Israel mengatakan serangannya ditujukan pada Hamas, nyatanya korban jatuh dari warga sipil. Seluruh keluarga, termasuk perempuan hamil, tewas dalam serangan dan setiap hari orang tua terlihat di jalan-jalan yang hancur membawa jenazah bayi dalam kain kafan putih. (AFP/Z-4)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved