Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Partai Republik Desak Trump Terus Lawan Kecurangan Pilpres AS

Faustinus Nua
09/11/2020 05:43
Partai Republik Desak Trump Terus Lawan Kecurangan Pilpres AS
Senator AS dari Partai Republik Lindsey Graham(AFP/Alex Edelman)

POLITISI senior Partai Republik Senator Lindsey Graham di Kongres Amerika Serikat (AS), Minggu (8/11), mendesak Donald Trump untuk terus berjuang dan tidak menyerah menghadapi sengketa pemilihan presiden AS 2020.

Trump mengklaim sebagai pemenang pilpres dan menuduh adanya kecurangan, meski hasil perhitungan suara telah dirilis dengan Joe Biden sebagai presiden terpilih.

"Kami akan bekerja dengan Biden jika dia menang, tetapi Trump tidak kalah," katanya. "Jangan menyerah, Tuan Presiden. Berjuanglah dengan keras."

Baca juga: Larangan Muslim ke AS akan Berakhir di Era Bide

Dia meminta Trump tidak mengakui kekalahannya dalam persaingan menuju Gedung Putih. Dan tuduhan kecurangan pilpres kali pun ini harus diselidiki.

Graham tanpa dasar menuduh "kejahatan" terkait surat suara yang dikirim. Meski metode itu disukai banyak warga AS dalam pemilihan pada Selasa (3/11) karena pandemi covid-19.

"Ini adalah hal yang sangat liar di barat dalam hal pemungutan suara," kata Graham, mantan kritikus Trump yang menjadi pendukung setia.

Tidak ada bukti penipuan pernah menjadi masalah signifikan yang memengaruhi mail-in voting dalam pemilihan presiden AS.

"Semua yang kami khawatirkan telah menjadi kenyataan, jadi jika kami tidak melawan pada 2020, kami tidak akan pernah menang lagi sebagai presiden," tambahnya.

Sementara politisi Republik lainnya lebih berhati-hati dalam komentar mereka. Mereka tetap menolak mengakui kemenangan Biden, dengan mengatakan gugatan harus dilanjutkan dan penghitungan suara juga harus dilanjutkan.

"Apa yang kami butuhkan dalam pemilihan presiden adalah untuk memastikan setiap suara sah dihitung, setiap penghitungan ulang selesai, dan setiap gugatan didengar," kata Kevin McCarthy, tokoh Republik di DPR.

"Saat itu dan kemudian Amerika akan memutuskan siapa yang memenangkan perlombaan," lanjutnya.

Trump telah berulang kali membuat tuduhan kecurangan yang tidak berdasar dan bahkan mengklaim bahwa dia memenangkan pemilihan meskipun proyeksi berdasarkan hasil yang menunjukkan Biden sebagai pemenang yang jelas.

Biden, saat ini, memiliki setidaknya 290 suara elektoral, dengan hanya 270 yang dibutuhkan untuk menang dan Trump memiliki 214. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya