Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Joko Tjandra Bayar Tommy Rp10 Miliar

Tri Subarkah
15/12/2020 02:15
Joko Tjandra Bayar Tommy Rp10 Miliar
Terpidana kasus cessie Bank Bali Djoko Tjandra (kanan)(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

TERPIDANA korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Joko Tjandra mengaku diminta Rp25 miliar oleh pengusaha Tommy Sumardi untuk mengecek status dirinya dalam daftar pencarian orang (DPO) di Ditjen Imigrasi, alihalih dalam red notice Interpol. Ia mengakui namanya sudah terhapus dari daftar red notice sejak 2014.

“Saya mengatakan (meminta Tommy) untuk melakukan pengecekan dengan status DPO saya. Selang berapa lama kemudian, (Tommy menyampaikan) ‘Ya, saya bantu, saya bantu untuk melakukan pengecekan, tapi ada biayanya Joko’,” kata Joko Tjandra saksi dalam sidang kasus dugaan penghapusan namanya dari daftar red notice Interpol di ruang sidang Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.

Adapun harga yang disepakati antara Joko Tjandra dan Tommy ialah Rp10 miliar. “Terus saya mengatakan saya bersedia bayar Anda Rp5 miliar. Terus akhirnya beliau turun dari Rp25 miliar menjadi Rp15 miliar. Entah apa yang kita bicarakan sehingga kita sampai di titik Rp10 miliar,” tandas Joko Tjandra.

Dalam sidang itu, Kepala Bagian Komunikasi Internasional (Kabag Kominter) Interpol di Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri Kombes Bartholomeus I Made Oka Putra Pramono mengaku terdakwa mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte sempat meminta pengajuan perpanjang an status red notice terpidana korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Joko Tjandra. Hal itu dilakukan setelah Interpol pusat yang berkantor di Lyon, Prancis, menyurati NCB Indonesia yang mengatakan masa berlaku red notice Joko Tjandra akan habis.

“Waktu itu kami diperintahkan Kadivhubinter (Napoleon) untuk menerbitkan permohonan pengajuan red notice ke Lyon,” kata Bartholomeus.

Interpol, katanya, menolak perpanjangan red notice itu setelah beberapa pekan diajukan. “Jawaban Lyon, red notice tersebut belum bisa diterbitkan karena ada persyaratan yang kurang. (Persyaratan) data pribadi setahu saya,” jelas Oka.

Dalam persidangan itu, ahli IT Forensik Irwan Haryanto menemukan foto uang dolar dalam laptop milik suami jaksa Pinangki Sirna Malasari, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf. Saat pertama kali diperiksa, Irwan menjelaskan laptop Yogi yang disita tersebut dalam keadaan mati. (Tri/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya