Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Putin Siap Tambah 300 Ribu Pasukan untuk Kuasai Ukraina

Cahya Mulyana
21/9/2022 16:37
Putin Siap Tambah 300 Ribu Pasukan untuk Kuasai Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjadi pembicara.(AFP)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin memutuskan penambahan pasukan sebanyak 300 ribu orang. Dektrit ini ditandatangani Putin sehari setelah empat wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina, merencanakan referendum pada 23-27 September.

"Saya menilai sudah keharusan untuk mendukung proposal Kementerian Pertahanan dan Staf Umum untuk melakukan mobilisasi parsial di Federasi Rusia," ungkap Putin dalam pidato kenegaraannya.

Menurutnya, kebijakan tersebut akan dilakukan melalui program wajib militer. Namun, hanya warga sipil Rusia berkualifikasi, yang dapat mengikuti program yang telah disahkan otoritas melalui sebuah dektrit.

Baca juga: Lawatan Perdana, PM Inggris Janjikan Bantuan untuk Ukraina

"Kami membicarakan mobilisasi parsial. Warga yang menjadi cadangan, akan dikerahkan untuk wajib militer. Lalu, orang-orang yang sempat bekerja dalam angkatan bersenjata, serta memiliki spesialisasi militer dan pengalaman yang relevan," imbuhnya.

Adapun sejumlah wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina dan merencanakan referendum dalam waktu dekat, yakni Luhansk, Kherson, sebagian area Zaporizhzhia dan Donetsk. Sejumlah negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS), dengan tegas mengecam rencana Rusia. 

Lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Gillian Keegan menilai dekrit oleh otoritas Rusia merupakan sebuah ancaman yang harus disikapi dunia secara serius.

Baca juga: Jelang Pemilu, Biden Ingin Larang Politik Uang

"Jelas itu sesuatu yang harus kita anggap sangat serius. Anda tahu, kita tidak memegang kendali. Saya juga tidak yakin dia memegang kendali, sungguh. Ini jelas merupakan eskalasi," tutur Keegan.

Menurut dia, dekrit tersebut sangat mengerikan di tengah upaya dunia membangun perdamaian di Ukraina.  Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan kebijakan terbaru Putin bagian dari upaya untuk menutupi kesalahannya. 

"Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha mengalihkan kesalahan, karena memulai perang yang tidak beralasan dan situasi ekonomi Rusia yang memburuk ke Barat," cetusnya.(AFP/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya