Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Abbas Terima Delegasi Israel di Ramallah

Basuki Eka Purnama
04/10/2021 06:45
Abbas Terima Delegasi Israel di Ramallah
Presiden Palestina Mahmud Abbas (kiri) dan Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz(Twitter @NitzanHorowitz)

PEMIMPIN Palestina Mahmud Abbas bertemu dengan delegasi pemerintah Israel di Ramallah, Minggu (3/10) malam pertemuan kedua antara kedua pihak dalam tempo satu bulan.

Abbas menerima Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz, Menteri Kerja Sama Regional Issawi Freij, dan wakil Freij, Michal Rozin. Ketiga orang itu berasal dari Partai Meretz, bagian dari koalisi yang memimpin Israel.

"Presiden menggarisbawahi pentingnya mengakhiri pendudukan Israel dan menciptakan perdamaian yang adil sesuai dengan resolusi internasional," ujar kantor berita Palestina WAFA.

Baca juga: Sebelum Kembali ke Perundingan Nuklir, Iran Minta AS Cairkan US$10 Miliar

Abbas juga menekankan pentingnya menghentikan pembangunan permukiman Israel serta pengusiran keluarga Palestina dari berbagai wilayah di Jerusalem Timur.

Adapun delegasi Israel itu menegaskan dukungan mereka untuk solusi dua negara, untuk pendirian negara Palestina, dan pentingnya membangun kepercayaan antara kedua belah pihak.

"Kita memiliki misi yang sama," ungkap Horowitz di Twitter. "Untuk mempertahankan harapan akan kedamaian berdasarkan solusi dua negara."

Horowitz mendapatkan kritikan keras dari kelompok sayap kanan Israel karena bertemu dengan Abbas.

Akhir Agustus lalu, Menteru Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi markas Otoritas Palestina dan bertemu dengan Abbas, pertemuan resmi pertama antara Israel dan Palestina dalam tempo beberapa tahun.

Namun, pascapertemuan itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menegaskan tidak ada rencana perdamaian dengan Palestina dan tidak akan pernah ada.

Abbas, saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, 24 September lalu, memberi tenggat satu tahun bagi Israel untuk meninggalkan wilayah Palestina yang mereka duduki. Jika tidak, Abbas menegaskan dirinya tidak akan lagi mengaku keberadaan Israel berdasarkan perbatasan sebelum 1967. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya