Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Negara Barat Ragukan Kejujuran Tiongkok Soal Pandemi Covid-19

Deri Dahuri
17/4/2020 20:43
Negara Barat Ragukan Kejujuran Tiongkok Soal Pandemi Covid-19
Foto suasana warga Wuhan yang hendak memeriksakan diri di Rumah Sakit Palang Merah, Wuhan, pada Januari 2020 lalu.(AFP/File / Hector RETAMAL)

PEMERINTAH Wuhan sebagai kota ground-zero atau titik awal munculnya epidemi virus korona mengatakan kepada media sosial Jumat (17/4) bahwa pihaknya telah melakukan kesalahan dalam menghitung jumlah korban yang meninggal.

Tak hanya itu, tiba-tiba Wuhan menaikkan jumlah korban yang meninggal hingga 50%. Masyarakat internasional pun bereaksi dan meragukan pemerintah Tiongkok soal transparansi terkait epidemi virus korona novel baru atau Covid-19.     

Amerika Serikat (AS) langsung melontarkan tuduhan dan mempertanyakan transparansi Tiongkok soal penanganan pandemi Covid-19.  Padahal ‘Negeri Tirai Bambu’ telah memberi informasi kepada dunia sejak virus korona muncul di Wuhan pada Desember 2019.

Pada awalnya otoritas Wuhan berupaya menutupi wabah virus korona. Bahkan seorang dokter mata yang telah memberi peringatan tentang virus yang membuat penyakit pneumonia mematikan secara online  justru ditangkap dan dipenjarakan.

Baca jugaKematian Akibat Covid-19 di AS Meningkat Lebih dari 32.000

Seiring berjalannya waktu, korban meninggal pun terus bertambah. Namun sejumlah pertanyaan muncul terkait metode  menghitung kasus dan korban meninggal yang dilakukan pemerintah Tiongkok yang kerap berubah-ubah saat wabah mengalami peningkatan pesat.

Tetapi akhirnya, Pusat Pengendalian Epidemi Wuhan mengoreksi jumlah korban meninggal akibat Covid-19 yang di-posting media sosial pada Jumat (17/4). Otoritas Wuhan menambah jumlah korban meninggal sebanyak 1.290 orang. Sebagaimana diketahui bahwa Wuhan adalah episentrum pandemi di wilayah Tiongkok.   

Dengan penambahan jumlah korban meninggal akibat Covid-19, total korban meninggal yang disebabkan virus korona tipe baru di Wuhan menjadi 3.869 orang. Namun penambahan kasus orang yang positif terinfeksi hanya 352 kasus sehingga total kasus Covid-19 di Kota Wuhan menjadi 50.333 kasus.

Penambahan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 telah meningkatkan angka kematian secara nasional di seluruh Tiongkok menjadi 39%. Jumlah total korban yang meninggal di Tiongkok berubah menjadi 4.632 orang.

Kendati begitu, korban resmi di Tiongkok dengan populasi 1,4 miliar jiwa masih jauh di bawah jumlah kematian di negara-negara yang jauh lebih kecil seperti Italia dan Spanyol.

Tiongkok pun terus mendapat tekanan dari negara-negara Barat. Bahkan Amerika Serikat (AS) semakin meragukan soal transparansi Tiongkok dalam jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19. Bahkan sejumlah ilmuwan AS menduga bahwa virus korona yang mudah menginfeksi dan mematikan lebih dari 130 ribu orang di dunia berasal dari sebuah laboratorium penelitian di Wuhan.  

Namun sejumlah ilmuwan Tiongkok mengatakan bahwa virus korona tipe baru pertama kali muncul  di sebuah pasar ikan yang juga dijual satwa liar yang biasa dikonsumsi warga Wuhan.   

"Kita harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bagaimana itu terjadi dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sebelumnya," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Kamis (16/4).

Kepada Financial Times, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sangat "naif" jika berpikir Tiongkok telah menangani pandemi Covid-19  dengan baik. Macron menegaskan, "Jelas ada hal-hal yang terjadi yang tidak kita ketahui."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengakui bahwa penyebaran virus yang cepat telah berkontribusi pada penghitungan tidak tepat. Tetapi Zhao menegaskan,"Tidak pernah ada yang disembunyikan, dan kami tidak akan pernah membiarkan penyembunyian apa pun." (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya