Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH mmngelilingi tumpukan sampah, sebanyak 30 orang warga Desa Sayang, Sumedang, Jawa Barat, bersiap-siap untuk berlari mengambil sampah dan memisahkannya menjadi sampah organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Itulah cuplikan lomba memilah sampah sebagai salah satu rangkaian pengabdian masyarakat yang diinisiasi Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bekerja sama dengan Crapco Indonesia.
Ketua Pengabdian Masyarakat dan Dosen SBM ITB Dr Sri Hartati Msi menerangkan lomba ini bertujuan mendemonstrasikan konsep poin pemilahan sampah yang dapat ditukar dengan sembako, inovasi yang disediakan Crapco Indonesia.
Baca juga : Taman Kota Sukmajaya Depok Berubah Jadi Showroom Sampah
Menurutnya, program pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kondisi sampah di Kecamatan Jatinangor, Sumedang, yang menumpuk dan belum terkelola dengan baik.
"Jika tidak dibakar, sampahnya dibiarkan atau dikirim ke TPA Cibereum yang kapasitasnya sudah sangat tipis," ungkap Sri.
Permasalahan ini diamini warga. “Sekarang banyak kos-kosan dan warung makan, dan kadang bingung sampahnya mau dibuang kemana,” keluh Euis Daliawati, Kader Posyandu RW 13 Desa Sayang.
Baca juga : Tiga Tahun The Antheia Project Kelola Sampah dari Rumah
Pengabdian masyarakat diawali dengan pelatihan memilah sampah untuk Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang. Pelatihan ini diadakan di Kantor Desa Sayang dan dihadiri Camat Jatinangor, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang, Pembina Crapco Indonesia, dan tim dosen SBM ITB.
Di acara ini, peserta diberikan materi tentang peran komunitas dalam pengelolaan sampah, ekonomi sampah, dan pengenalan inovasi Crapco Indonesia.
Tiap jenis sampah dapat menjadi produk bermanfaat. Sampah organik bisa diolah menjadi pakan maggot, sedangkan sampah anorganik didaur ulang menjadi produk jadi seperti kerajinan atau batu bata.
“Crapco Indonesia juga menawarkan nilai ekonomi berupa kesempatan belanja barang sehari-hari dengan harga lebih murah dalam aplikasi Crapco bagi warga yang memilah sampahnya,” jelas Founder Crapco Indonesia Muhammad Hafizh.
Selama Juni-Oktober 2024, tim dosen SBM ITB akan terus mendampingi dan mengevaluasi Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang dalam mengelola sampah rumah tangga. "Target program adalah membentuk komunitas yang dapat mengelola sampah rumah tangga secara mandiri," pungkas Sri Hartati. (H-2)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved