Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANGGOTA Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Agus Fitrianto mengatakan wajah pucat bisa menjadi salah satu tanda anak mengalami talasemia.
"Anemia yang ditandai dengan wajah pucat itu sesungguhnya bukan suatu diagnosa, tetapi gejala klinis dari suatu penyakit yang mendasarinya, salah satunya adalah talasemia," kata Agus, dikutip Rabu (10/5).
Talasemia adalah kelainan genetik di mana sel darah merah tidak sempurna dan mudah pecah sehingga menyebabkan anemia kronik.
Baca juga : Curiga Anak Anda Talasemia? Lakukan Pemeriksaan Analisa Hemoglobin
Akibatnya, pengidapnya membutuhkan transfusi darah rutin dan jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi medis maupun nonmedis.
Agus menjelaskan orangtua perlu mencurigai wajah yang pucat pada anak merupakan gejala talasemia jika ada keluarga yang memiliki riwayat transfusi, terutama transfusi yang berulang.
Kemudian, jika anak mengalami gagal pertumbuhan yang ditandai dengan status gizi kurang atau bahkan gizi buruk.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pantau Tumbuh Kembang Anak untuk Deteksi Dini Diabetes
Di samping itu, Agus mengatakan kulit yang kuning juga merupakan kondisi yang harus diwaspadai sebagai gejala talasemia.
"Salah satu tanda dari talasemia adalah adanya lisis atau hancurnya sel darah merah, sehingga hasilnya adalah ikterik atau kuning," ujar Agus.
Kemudian, tanda-tanda lain yang harus dicurigai, menurut Agus, adalah jika anak perut anak tampak membesar akibat pembengkakan limfa.
Baca juga : Pasangan yang akan Menikah Disarankan Skrining Talasemia
Selain itu, ia melanjutkan, pada anak yang mengalami talasemia mayor atau berat, biasanya ada perubahan pada tulang terutama di wajah.
"Bila tidak transfusi yang bagus, biasanya ada perubahan namanya facial cooley. Biasanya hidungnya lebih pesek, dagunya lebih kecil. Kita temukan juga matanya tampak lebih kuning," kata Agus.
Kemudian, ketika dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah perifer lengkap dan pemeriksaan gambaran darah tepi, maka akan ditemukan anemia, Hb yang rendah, dan ukuran sel darah merah yang lebih kecil dari biasanya.
Baca juga : Ini Beda Demam Biasa dengan Demam Tifoid
Jika demikian, pasien pun harus melakukan pemeriksaan elektroforesis Hb.
"Dari situ, kita bisa mendiagnosa pasti sebagai suatu talasemia. Dalam keadaan tertentu kita bisa butuh pemeriksaan yang lebih lagi seperti pemeriksaan genetik dan pemeriksaan lain sesuai indikasi," ujar Agus.
Jika anak telah dikonfirmasi mengidap talasemia, Agus meminta orangtua untuk tidak berkecil hati. Sebab, anak talasemia yang melakukan tatalaksana dengan baik, tetap bisa tumbuh dan berkembang optimal layaknya anak normal seusianya.
Baca juga : Orangtua Diminta Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Untuk itu, menurut Agus, penting bagi orangtua untuk segera membawa anak ke dokter jika wajahnya terlihat pucat, guna mengetahui apakah anak benar mengalami talasemia atau penyakit lainnya sehingga bisa mendapatkan tatalaksana yang sesuai.
"Sekali lagi, karena pucat kan gejala klinis dan mengarahnya ke anemia, dan anemia itu bukan diagnosis sehingga kita harus cari sumber atau penyebabnya," tegas Agus. (Ant/Z-1)
Baca juga : Deteksi Dini Bisa Cegah Komplikasi Berat Diabetes pada Anak
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved