Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Investor merespons positif penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Benteng Api Technic (BATR) atau BAT Refractories. Pada sesi penutupan Penawaran Umum 6 Juni lalu, IPO produsen dan distributor material tahan api (refraktori) itu mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 140 kali. Itu menandakan tingginya minat investor terhadap emiten refraktori pertama dan satu-satunya di BEI saat ini.
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham atau setara Rp68,2 milyar.
"Data yang kami terima dari underwriter bahwa total permintaan saham IPO BATR dari para investor mencapai Rp2,8 triliun atau sekitar 25,54 miliar lembar saham. Sedangkan perseroan hanya melepas 620 juta lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp110 melalui IPO. Dengan demikian, total dana yang kami himpun mencapai Rp68,2 miliar," Ujar Direktur Utama BATR Ridwan melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/6).
Baca juga : Investor Ritel Diimbau Pantau Aksi Korporasi dan Saham Berpotensi Delisting
Perseroan juga menerbitkan 620 juta waran seri I bersamaan dengan IPO. Rasionya 1:1 dan harga pelaksanaan Rp 300. Dana yang bisa diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I maksimal Rp186 miliar.
Perseroan akan menggunakan 36,9% dana hasil IPO untuk membeli tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi, 9,56% untuk pembangunan dan perbaikan bangunan, 5,42% untuk pembelian peralatan laboratorium, 6,54% untuk pembelian mesin produksi, dan 41,55% untuk belanja operasional (operational expenditure/opex) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku. Adapun dana hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan perseroan untuk modal kerja.
Pencatatan saham BATR di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juni 2024. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah KGI Sekuritas Indonesia.
“Kami sangat bersyukur dan juga berterima kasih banyak kepada para investor yang telah memberikan respons positif yang luar biasa atas penawaran umum perdana saham BATR di Bursa Efek Indonesia,” tuturnya. (Z-11)
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
Setelah IPO, perusahaan menargetkan di 2024 penjualan dapat meningkat hingga 20%. Pada jangka panjang lima tahun ke depan, pihaknya menargetkan pendapatan per bulan sebesar Rp100 miliar.
Dalam rencana IPO, perseroan membuka harga penawaran awal (bookbuilding) Rp100-Rp105 per saham dengan maksimal 680 juta lembar
PT Benteng Api Technic atau BAT Refractories berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI dengan melepas 620 juta saham.
PENGAMAT energi dari UGM Deendarlianto menilai pemerintah tidak perlu membentuk satuan tugas (satgas) untuk memperbaiki investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton.
Stok lahan matang di empat kota mandiri milik PT Jababeka Tbk (KIJA) akan dijual untuk mencapai target penjualan properti minimal Rp2 triliun pada 2024.
Jumlah investor saham di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun perlu didukung lebih lanjut oleh penguatan ekosistem pasar modal.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
Presiden Joko Widodo menyebut sejumlah negara telah memberikan fasilitas Golden Visa untuk investor. Indonesia akan tertinggal dan merugi jika tidak segera meluncurkan fasilitas tersebut
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved