Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARGA minyak jatuh lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah negara-negara OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi, tetapi Arab Saudi dan dua produsen Teluk lainnya mengatakan mereka tidak akan mempertahankan pengurangan tambahan pasokan harian yang berjumlah lebih dari satu juta barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus kehilangan US$1,50 atau 3,6% menjadi ditutup pada US$40,80 per barel di London ICE Futures Exchange, London, menghentikan kenaikan selama tujuh hari berturut-turut.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun US$1,36 atau 3,4% menjadi menetap pada US$38,19 per barel di New York Mercantile Exchange.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan produsen lainnya sepakat pada April untuk memotong pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada Mei dan Juni untuk mendukung harga karena penguncian virus korona menyebabkan permintaan jatuh.
Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ itu sepakat pada Sabtu (6/6) untuk mempertahankan pemotongan, sama dengan sekitar 10% dari pasokan global, hingga Juli.
Namun Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada Senin (8/6) bahwa kerajaan dan sekutu Teluk, Kuwait dan Uni Emirat Arab, tidak akan melanjutkan tambahan 1,18 juta barel per hari dalam pengurangan.
"Akan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan untuk memiliki total hampir 11 juta barel per hari dalam pemotongan sukarela diperpanjang selama sebulan pada saat-saat ketika kita melihat defisit pasokan," kata Analis Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Baca juga: Dolar Melemah, Mata Uang Komoditas Menguat
Sementara itu,produsen serpih AS telah mulai membuka kembali sumur yang ditutup karena harga telah rebound.
Analis mengatakan ini dapat mengurangi pemulihan permintaan yang rapuh dan melemahkan upaya OPEC untuk menopang harga. Arab Saudi, di samping itu, menaikkan harga minyak mentahnya, mengantisipasi permintaan yang lebih kuat.
"Produksi AS kembali ke pasar, dan ada spekulasi bahwa kenaikan besar di Saudi (harga) akan membunuh margin penyulingan yang sudah kesulitan di Asia," kata Direktur Berjangka Energi Mizuho, Bob Yawger di New York.
TIongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, mengatakan pembelian mencapai rekor tertinggi 11,3 juta barel per hari pada Mei. (A-2)
Harga minyak mencapai level tertinggi baru dalam lima bulan pada Rabu (3/4). Emas meluncur ke puncak sepanjang masa di US$2,230.15 per ons sebelum turun sedikit.
Harga minyak hari ini diprediksi mengalami kenaikan. Meski terjadi koreksi harga minyak sesekali, tetapi tren umumnya menunjukkan kecenderungan naik.
Harga minyak WTI naik +1,9% ke level US$82,6 pada perdagangan hari Senin (18/3) malam, menandai level tertingginya dalam 4 bulan terakhir.
Arab Saudi mengumumkan pada Minggu (4/3) bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Juni sebagai bagian dari upaya untuk menopang harga.
HARGA minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) Januari 2024 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya Desember 2023 sebesar US$1,61 per barel menjadi US$77,12 per barel.
Mengawali pembukaan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak terkoreksi turun dibebani potensi peningkatan pasokan OPEC+.
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved