Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Masyarakat Abai PSBB, PSI: Buah Ketidaktegasan Gubernur Anies

Putri Anisa Yuliani
21/5/2020 15:46
Masyarakat Abai PSBB, PSI: Buah Ketidaktegasan Gubernur Anies
Suasana hiruk pikuk pedagang dan pembeli di kawasan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (21/5).(MI/SUSANTO)

ANGGOTA Fraksi Partai Solidaritas Indoneisa (PSI) Justrin Adrian meragukan bahwa Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) tahap 3 akan menjadi yang terakhir.

Pasalnya, justru di awal PSBB tahap 3 yakni sejak 22 Mei hingga nanti 4 Juni, wajah Jakarta akan diramaikan dengan masyarakat yang keluar untuk berbelanja memenuhi kebutuhan hari raya.

Pasar-pasar tradisional saat ini kian ramai. Pasar tekstil Tanah Abang yang semula sepi karena mematuhi aturan PSBB justru ramai-ramai didatangi warga.

Baca juga: Lurah Kebon Melati Akui Warga tidak Patuhi PSBB

Tidak ada ketegasan khusus yang diperlihatkan oleh petugas maupun aparat. Pedagang dan pembeli sama-sama memadati kawasan tersebut.

"Saya sih meragukan ya kalau ini akan menjadi yang terakhir. Karena masyarakat ini sudah terlanjur abai dengan aturan-aturan," kata Justin kepada Media Indonesia, Kamis (21/5).

Justin justru melihat ada pemakluman dan pembiaran dari Pemprov DKI sehingga pasar-pasar yang bukan menjual kebutuhan pangan masih terus beroperasi seperti pasar-pasar malam.

Baca juga: Larangan Mudik, Faktanya 306 ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Jikapun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin PSBB ini menjadi yang terakhir, ia menyarankan harus ada ketegasan dari Anies sebagai pemimpin untuk mengarahkan pada jajaran Satpol PP maupun Dinas Perhubungan untuk tegas dalam penindakan dan tidak pandang bulu terhadap para pelanggar PSBB.

Anies diminta tidak lagi memikirkan elektabilitasnya yang akan menurun apabila berbuat tegas kepada masyarakat.

"Karena ini taruhannya kan nyawa ya. Kalau banyak masyarakat tertular, taruhannya nyawa. Ini saatnya menunjukkan bahwa gubernur juga bisa berbuat tegas. Ya mungkin akan 'ramai' kalau dia tegas, banyak yang protes. Tapi itu kembali lagi kepada dia apakah mau terus seperti ini atau membuat catatan sejarah untuk berani tegas kepada masyarakat," tandasnya.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Klaim sudah tidak Ada Penumpukan

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari 22 Mei hingga 4 Juni mendatang.

Ia pun optimistis, jika warga disipilin, PSBB tahap 3 ini akan menjadi yang terakhir.

"Insha Allah kalau dalam dua pekan ini kita pantau angka ini bisa di bawah 1, maka ini akan jadi yang terakhir," ungkap Anies.

Selama masa PSBB tahap 3 ini, masyarakat pun diminta semakin disipilin. Masyarakat diminta tidak keluar rumah tanpa urusan yang penting, tidak berkumpul dan berkurumun, gunakan masker dan segera memelihara hidup bersih.

"Kita pantau dalam dua pekan ini, apakah kurvanya akan datar, naik atau menurun," tegasnya.

Perlu kerja dan keseriusan bersama-sama untuk membuat hal itu terwujud. Menurutnya semua pihak harus serius dan disiplin dalam menjalankan PSBB tahap 3. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya