Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Anwar Abbas Sayangkan Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel

M. Iqbal Al Machmudi
15/7/2024 20:46
Anwar Abbas Sayangkan Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel
Warga Polandia dan Jerman melakukan long march sambil membentangkan bendera Israel(AFP)

PENGAMAT sosial ekonomi dan keagamaan sekaligus Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyayangkan adanya sikap oknum anak bangsa memilih untuk bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

Pertemuan tersebut dinilai di luar batas karena telah melukai hati umat Muslim termasuk menentang Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

"Jadi berdasarkan hal demikian kita memang sangat menyesalkan ada oknum-oknum dari anak-anak bangsa yang berbuat di luar batas dengan menentang dan melecehkan konstitusi padahal mukadimah dari UUD 1945 itu seperti kita ketahui bersama merupakan jati diri kita sebagai bangsa," kata Anwar dalam keterangannya, Senin (15/7).

Baca juga : PBNU Ingatkan Dampak Berbahaya jika Konflik Gaza Berkepanjangan

Apabila jati diri bangsa sudah terkoyak maka untuk menjahit dan menyatukannya kembali jelas tidak mudah.

"Untuk itu kita berharap agar semua pihak menghormati dan menjunjung tinggi konstitusi supaya kita sebagai bangsa tetap bersatu dan negara yang sama-sama kita cintai ini bisa maju," ujar dia.

Bangsa Indonesia telah mengalami pahit getirnya dijajah oleh Belanda dan Jepang. Oleh karena itu bangsa indonesia tidak mau ada satu suku bangsapun di dunia ini yang mengalami hal yang sama.

Baca juga : Jelang Ramadan, PBNU Instruksikan Jajarannya Konsolidasi

Pandangan Bangsa Indonesia terkait kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oleh karena itu dalam mukadimah UUD 1945 para pendiri bangsa telah menjelaskan dengan tegas bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan.

Hal itu juga menjadi sebab Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel karena negara tersebut telah menjajah dan tidak mau memberikan kemerdekaan kepada rakyat dan bangsa Palestina.

Bahkan Israel telah melakukan tindakan genosida kepada 36.050 orang di Gaza sejak Oktober tahun lalu dan melukai setidaknya 81.026 orang akibat serangan yang mereka lakukan ke daerah palestina tersebut.

Baca juga : Liga Muslim Dunia Serukan Negara dan Organisasi Bersatu Hentikan Perang di Palestina

Oleh karena itu jika ada anak-anak bangsa bermesraan dengan Israel maka hal demikian merupakan pertanda bahwa mereka sudah tidak punya hati nurani dan tidak punya rasa peri keadilan serta perikemanusiaan.

"Mungkin saja mereka beralasan bahwa mereka melakukan hal tersebut adalah karena mereka ingin merubah sikap Israel, rasa-rasanya hal itu bagaikan mimpi di siang bolong karena sekarang ini sudah lebih dari 146 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina termasuk beberapa negara dari Eropa Barat yang selama ini merupakan sekutu Israel seperti Spanyol, Inggris dan Prancis serta lainnya sudah meminta Israel untuk mengakui kemerdekaan Palestina," ungkapnya.

Namun Israel tetap bersikukuh dan tidak mau memberikannya. Ini pertanda bahwa Israel memang punya niat jahat untuk terus menduduki dan menjajah Palestina bahkan kalau bisa mereka akan mendirikan sebuah negara baru yang disebut dengan Israel raya yang meliputi beberapa negara yang ada di sekitarnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya