Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ribuan Ton Sampah Menumpuk di Jalur Gaza, Nyawa Pengungsi Terancam

Basuki Eka Purnama
12/7/2024 09:45
Ribuan Ton Sampah Menumpuk di Jalur Gaza, Nyawa Pengungsi Terancam
Seorang anak memulung di sebuah tumpukan sampah di kamp pengungsian di Jalur Gaza.(AFP/MOHAMMED ABED)

POLUSI lingkungan dan ribuan ton sampah yang menumpuk di Jalur Gaza, khususnya di bagian utara yang masih terus digempur Israel, mengancam nyawa warga Palestina, termasuk puluhan ribu anak-anak yang kelaparan.

Selain menderita akibat kelangkaan makanan karena pembatasan masuk bantuan kemanusiaan oleh Israel, warga Jalur Gaza pun juga terancam penyakit yang menyebar akibat polusi dan sampah.

"Menumpuknya lebih dari 100.000 ton sampah padat di Gaza City menimbulkan bahaya nyata, khususnya bagi mereka yang tinggal di pusat pengungsian," ucap Juru bicara pemerintah Gaza City Husni Muhenna.

Baca juga : Bombardir Markas UNRWA, Militer Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas

Ia mengatakan, tempat pembuangan limbah padat rentan memicu penyakit dan wabah, khususnya di kawasan padat dan pusat pengungsian, serta menjadi sarang serangga dan tikus yang membuat penyakit menyebar.

Berdasarkan data terkini otoritas media Jalur Gaza, tercatat sudah ada 71.338 infeksi virus hepatitis di antara para pengungsi sejak Israel melancarkan agresi pada 7 Oktober 2023.

Kondisi tersebut diperburuk dengan tindakan tentara Israel yang secara sengaja mengincar petugas kota yang bekerja di sejumlah daerah di Jalur Gaza, sehingga mengganggu upaya membersihkan kota dari sampah.

Baca juga : Jumlah Korban Tewas di Gaza Diperkirakan Mencapai 186 Ribu Jiwa

Organisasi kesehatan setempat dan internasional pun berkali-kali memperingatkan potensi penyebaran penyakit dan ancaman munculnya wabah di kalangan pengungsi yang tidak bisa membersihkan diri dan mendapatkan perawatan layak akibat serangan Israel.

Ragde Hasaneyn, seorang lansia di Jalur Gaza, turut menyoroti munculnya serangga di pusat pengungsi yang amat padat dapat memicu penyebaran penyakit.

"Bahkan, jika kami selamat dari serangan dan pengeboman Israel, kami belum tentu selamat dari wabah yang merebak di pusat pengungsian karena kepadatan, saling berbagi kamar mandi, serta kurangnya persediaan pembersih dan air," keluh Hasaneyn.

Baca juga : PM Baru Inggris Keir Starmer Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 38.300 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, meninggal dan lebih dari 88 ribu lainnya terluka.

Meski dihadapkan dengan kecaman internasional bertubi-tubi dan Resolusi DK PBB yang menginstruksikan gencatan senjata segera, Israel tidak kunjung menghentikan agresinya ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Padahal, Mahkamah Internasional (ICJ), dalam putusan terbarunya, memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya ke Kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari sejuta warga sipil mengungsi dari perang. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya