Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Analis Ragukan Efektivitas Ancaman Abbas kepada Israel

Mediaindonesia.com
05/10/2021 18:57
Analis Ragukan Efektivitas Ancaman Abbas kepada Israel
Demonstran lansia Palestina meneriakkan slogan-slogan di depan tentara Israel selama demonstrasi menentang perampasan tanah oleh Israel.(AFP/Hazem Bader.)

PRESIDEN Palestina Mahmud Abbas meningkatkan diplomasinya dengan Israel, tetapi dia juga mempertahankan garis retorika yang keras. Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan lalu, dia mengatakan bahwa jika Israel tidak menarik diri dari semua wilayah pendudukan dalam waktu satu tahun, dia tidak akan lagi mengakui negara Yahudi berdasarkan perbatasan pra-1967.

Direktur Pusat Penelitian Timur Tengah Moshe Dayan di Universitas Tel Aviv, Uzi Rabi, mengatakan tujuan Abbas dengan ultimatum yang tidak realistis itu yakni menyarankan bahwa jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan damai selama masa jabatannya sebagai presiden, situasi kacau dapat terjadi.

Analis Palestina Diana Buttu menekankan batasan hubungan Abbas dengan Israel. Ia mengatakan negara Yahudi itu terbuka untuk membahas masalah kemanusiaan, tetapi tidak ingin mendengar tentang hak atau kebebasan politik.

Bagi Khalil Shaheen, seorang analis dan jurnalis veteran Palestina, Abbas bertaruh bahwa dia dapat menciptakan momentum yang menekan Bennett untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang hampir mati. Tetapi strategi itu bisa terbukti tidak efektif karena koalisi ideologis Bennett yang berbeda lebih fokus pada kelangsungan hidup mereka sendiri daripada pada pembicaraan damai dengan Palestina, kata Shaheen kepada AFP.

Ini, "Pemerintah Israel telah setuju untuk menghindari topik kontroversial seperti pertanyaan Palestina yang dapat menghancurkan koalisi setiap saat," katanya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya