Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Lagi, Demokrat Bergerak untuk Pemakzulan Trump

Atikah Ishmah Winahyu
12/1/2021 07:51
Lagi, Demokrat Bergerak untuk Pemakzulan Trump
Presiden AS Donald Trump(AFP/Saul Loeb)

KONGRES Demokrat secara resmi memulai proses pemakzulan Presiden Donald Trump untuk yang kedua kalinya pada Senin (11/1). Dia dituding telah menyebabkan terjadinya penyerbuan di Capitol AS beberapa waktu lalu.

Demokrat memperkenalkan resolusi di Dewan Perwakilan Rakyat yang menyerukan Wakil Presiden Mike Pence dan kabinet untuk mencopot Trump karena tidak layak untuk menjabat di bawah Amandemen ke-25 Konstitusi AS.

"Keterlibatan mereka membahayakan Amerika, mengikis demokrasi kita dan itu harus diakhiri," kata Ketua DPR Nancy Pelosi dalam sebuah pernyataan.

DPR dijadwalkan memberikan suara pada Selasa (12/1) malam untuk mendesak Pence untuk meminta Amandemen ke-25. Pelosi akan memberinya waktu 24 jam untuk menanggapi.

Setelah itu, Demokrat akan maju dengan pemungutan suara pemakzulan.

Sementara Biden belum secara terbuka mendukung pemakzulan. Tetapi di Delaware, dia mengatakan kepada wartawan Trump tidak pantas menjabat.

"Sudah jelas bahwa Presiden Trump tidak boleh menjabat. Titik," kata Biden.

Dalam beberapa hari terakhir, Trump lebih banyak diam, membuat beberapa pernyataan dan tidak mengadakan konferensi pers. Dia telah diblokir dari Twitter, platform publik favoritnya, karena bahasa yang dapat memicu kekerasan.

Dia berencana untuk melakukan perjalanan ke Texas pada Selasa, dalam salah satu perjalanan terakhirnya sebagai presiden, dilaporkan untuk mengklaim keberhasilan dalam memenuhi janjinya untuk membangun tembok perbatasan untuk mencegah imigran dari Meksiko.

Ketika Partai Demokrat mulai bertindak, gedung Capitol terbuka untuk anggota parlemen dan staf tetapi di bawah keamanan ketat dan dikelilingi pagar logam setelah serangan hari Rabu oleh pendukung Trump yang menewaskan lima orang.

Serangan terhadap Kongres oleh pro-Trump mengguncang inti demokrasi Amerika dan menuai kecaman internasional. Peristiwa tersebut telah memicu upaya baru untuk menyingkirkan Trump.

Baca juga:  Giliran Republik Minta Trump Mundur

Anggota DPR dari Partai Demokrat Katherine Clark mengaku sangat marah dengan invasi tersebut dan menyatakan keyakinannya pemakzulan akan dilakukan.

"Setiap hari presiden ini menjabat adalah hari krisis bagi negara ini," kata Clark.

"Dia telah menghasut massa untuk datang dan menggulingkan pemerintah kita dan dia harus dimintai pertanggungjawaban untuk itu dan dicopot dari jabatannya,” imbuhnya.

Trump pernah dimakzulkan sekali oleh DPR yang dikendalikan Demokrat pada Desember 2019 karena menekan presiden Ukraina untuk menggali kotoran politik di Biden. Dia dibebaskan oleh Senat mayoritas Republik.

Jika DPR kembali memberikan suara untuk memakzulkan, Trump akan menjadi pemimpin AS pertama yang didakwa untuk kedua kalinya dengan kejahatan dan pelanggaran ringan.

Dengan waktu yang semakin singkat, Demokrat di DPR kemungkinan memiliki suara untuk memakzulkan Trump lagi. Anggota kongres David Cicilline, yang memperkenalkan resolusi tersebut, mengatakan kepada wartawan, harapannya pemakzulan akan mendapat dukungan dari Partai Republik.

"Ini adalah upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintah, dan kami memiliki tanggung jawab sebagai Kongres untuk menanggapinya," kata Cicilline.

Meskipun dua Senator Republik Pat Toomey dan Lisa Murkowski secara terbuka meminta Trump untuk mengundurkan diri, Demokrat tampaknya tidak akan mengumpulkan dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump di Senat 100 anggota dan mencopotnya dari jabatannya.

Upaya pemakzulan dipandang oleh Demokrat sebagai sesuatu yang bermanfaat.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya