Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Debat Warnai Sidang Pemakzulan Trump

Rifaldi Putra Irianto
23/1/2020 07:40
Debat Warnai Sidang Pemakzulan Trump
ketua tim pemakzulan dari kubu Demokrat di DPR AS, Adam Schiff saatmemberikan keterangan pers.(AFP/Mandel NGAN)

SIDANG pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Senat AS kemarin diwarnai perdebatan sengit antara kubu Partai Republik selaku pendukung Trump dan Partai Demokrat yang menuntut Trump untuk dipecat. Penyebabnya ialah karena Senat AS, yang dikuasai Republik, menolak permintaan Demokrat untuk mendatangkan lagi saksi-saksi baru untuk dimintai keterangan.

Adam Schiff, sebagai ketua tim pemakzulan dari kubu Demokrat di DPR AS yang bertindak sebagai penuntut, menjelaskan alasan pihaknya menuntut kehadiran bukti baru ataupun para pembantu Trunp untuk bersaksi.

"Kami ingin Senat AS memanggil mantan penasihat keamanan nasional John Bolton dan penjabat Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney. Pertanyaannya ialah apakah Anda (Senat) akan membiarkan kami?" kata Schiff.

Saat menanggapi upaya Demokrat guna mengubah aturan, pemimpin mayoritas Senat AS yang berasal dari Partai Republik, yaitu Mitch McConnell, menolaknya.

"Struktur dasar yang sudah kami tawarkan pada dasarnya adil dan tertangani dengan baik," ucap McConnell.

Schiff menyangkal pernyataan McConnell dan mengatakan bahwa aturan yang dibuat McConnell 'tidak masuk akal' karena sejak awal sudah didesain untuk menyembunyikan bukti penting.

"Kebanyakan orang Amerika tidak percaya akan ada pengadilan yang adil. Ini jelas-jelas kemunduran. Sidang tanpa dilengkapi bukti," tegas Schiff.

Setelah berdebat lebih dari 13 jam, akhirnya Senat memilih untuk menyetujui rencana Republik untuk aturan yang mengatur persidangan pemakzulan dan menolak 11 amendemen yang diajukan oleh Demokrat.

Jadwal sidang pada hari pertama kemarin difokuskan pada penetapan aturan-aturan. Tiga hari berikutnya, dengan waktu delapan jam, diagendakan mendengarkan argumen oleh manajer upaya pemakzulan dari pihak Demokrat, disusul tiga hari penyampaian pendapat dari tim hukum Trump. Setelah itu, satu hari sisanya diisi dengan pertanyaan dari 100 senator yang berfungsi sebagai juri.

Berdasarkan peraturan McConnell, pihaknya akan menpertimbangkan proposal untuk memanggil saksi dan mencari dokumen internal dari administrasi Trump. Demokrat kini harus berusaha keras meyakinkan sejumlah politikus Republik untuk mendukung pemanggilan saksi baru pada pekan depan.

Sumber: Kongres AS/Media AS/Foto: AFP

 

Bantahan Trump

Trump yang berada di Davos, Swiss, untuk mengikuti Forum Ekonomi Dunia, terus mengamati persidangan itu. Ia mengatakan pemakzulan terhadapnya merupakan hoaks yang ingin menjatuhkan dirinya dan sangat memalukan.

"Di Davos kami bertemu dengan para pemimpin dunia dan berharap membawa bisnis yang bagus. Namun, yang lain hanya melakukan hoaks," tukas Trump.

Trump dimakzulkan pada 18 Desember 2019 ketika DPR AS secara resmi mendakwanya dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Trump dituduh mencari bantuan negara asing, yaitu Ukraina, untuk menginvestigasi mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, yang merupakan pesaingnya dalam Pemilihan Presiden AS di 2020.

Tak hanya itu, Trump juga didakwa melakukan penghalangan kinerja Kongres karena melarang sejumlah pejabat menjadi saksi dan tidak menyerahkan sejumlah dokumen yang diminta dari investigasi pemakzulan DPR. (AFP/Hym/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya