Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti tingginya polusi udara di Jakarta yang membawa sejumlah dampak buruk terhadap proses tumbuh kembang anak-anak.
"Polusi udara yang terjadi di kota-kota besar, termasuk Jakarta, memang sangat memprihatinkan. Udara seharusnya bersih untuk dihirup dan memenuhi paru-paru tiap individu yang hidup, apalagi anak-anak," kata Dokter Spesialis Penyakit Tropik Anak IDAI Ari Prayitno, Rabu (26/6).
Ari menyayangkan kualitas udara di Jakarta yang memburuk sehingga menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya, sehingga meningkatkan risiko individu terkena berbagai macam penyakit.
Baca juga : Hadapi Polusi Udara, Anak Direkomendasikan Banyak Makan Buah
Misalnya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan adanya infeksi lain yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme asing dalam tubuh berupa virus atau baktersi saat udara sengan kering dan berpolutan tinggi.
Menurut dia, infeksi akan semakin parah bila orang yang tinggal di daerah tersebut memiliki penyakit penyerta seperti asma.
Kondisi kesehatan juga dapat makin memburuk bila pihak keluarga ada yang merokok atau rutin memasak dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik.
Baca juga : Forum Menuju Indonesia Emas 2045 Bahas Dampak Polusi Udara Terhadap Stunting
"Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak itu akan memburuk. Terlebih paru-paru anak-anak kita itu masih dalam tubuh dan kembang makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak anak kita," ujar Ari, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat IDAI itu.
Selain itu, kata Ari, polusi udara secara tidak langsung juga menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting.
Kualitas udara yang buruk akibat polusi rentan membuat anak-anak jatuh sakit, sehingga hal ini berdampak pada minat untuk mengonsumsi makanan.
Akibatnya, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan anak kekurangan gizi kronis.
"Apalagi kalau penyakit infeksi, kalau terjadi kronis akan sakit juga. Jadi secara tidak langsung ada hubungannya, makanya anak yang tinggal di daerah yang polusinya tinggi itu lebih mudah terjadi stunting ketimbang daerah yang udaranya bersih," pungkas Ari. (Ant/Z-1)
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
penggunaan motor konvensional dinilai menjadi masalah utama dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi tidak hanya di Indinesia, tapi juga di seluruh dunia.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (27/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved