Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rini Sekartini mengatakan anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat.
"Pada masa balita, kenali kemampuan atau kelebihan anak. Baik dari segi seni maupun ilmiah. Bila sudah diidentifikasi, sebaiknya berikan porsi latihan kegiatan tersebut lebih besar, ajak berkompetisi atau melakukan pameran hasil karya mereka," kata Rini, dikutip Selasa (30/4).
Dia menjelaskan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan saraf otak pada awal kehidupan, ditandai adanya defisit dalam 2 domain, yaitu interaksi sosial, komunikasi,perilaku dan aktivitas berupa pola perilaku stereotipikal, repetitif, restriktif, serta minat yang terbatas.
Baca juga : Tangani Individu Dewasa Autistik, LSPR Gelar Forum Diskusi
"ASD (autism spectrum disorder) bukan gangguan fungsional semata tetapi didasari oleh gangguan organik seperti perubahan neurokimiawi otak, kelainan neuroanatomi, dan faktor genetik," katanya.
Dia menjelaskan autisme bukan suatu penyakit infeksi dan penanganan dapat dilakukan, antara lain berupa perbaikan perilaku anak, serta kemampuan mereka beradaptasi dan bersosialisasi.
Menurutnya, penanganan tersebut memerlukan waktu yang panjang, dan peran orangtua serta anggota keluarga lainnya krusial dalam hal itu.
Baca juga : Autisme Sudah Bisa Didiagnosa Sejak Anak Usia Setahun
Keluarga, katanya, wajib mengulang latihan yang dilakukan seperti terapi bicara dan okupasi. Semua anggota keluarga perlu kompak dalam membantu anak dengan autisme untuk berkembang dan menjadi mandiri.
"Terapi dapat membantu meningkatkan fungsi dan kemampuan anak, tetapi terapi yang utama dan pertama adalah keluarga," katanya.
Dia menjelaskan terdapat dua faktor risiko autisme, yaitu genetik dan lingkungan.
Baca juga : Anak Rentan Terkena Radang Telinga Tengah
Pada faktor genetik, katanya, jika seseorang memiliki saudara laki-laki, saudara perempuan, saudara kembar, atau orangtua yang autis, kemungkinan besar seseorang juga mengidap autisme.
"Misalnya, jika salah satu kembar identik didiagnosis ASD, kemungkinan kembar lainnya juga autis adalah 60%-90%," kata Rini.
Adapun faktor-faktor risiko lain, katanya, seperti kelahiran prematur, atau berat badan lahir sangat rendah.
Baca juga : Ini Syarat Anak Autisme Bisa Bersekolah Inklusif
Dia juga mengatakan, risiko autisme lebih tinggi pada anak-anak dengan tuberous sclerosis dibandingkan pada mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.
Dia juga menyebut autisme lebih sering dijumpai pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
"Studi menunjukkan paparan orangtua terhadap logam berat dan racun lingkungan lainnya selama kehamilan," ujar Rini.
Dia juga menyebut, pada faktor lingkungan lain, beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan antara infeksi virus tertentu atau ketidakseimbangan metabolisme dan kemungkinan terlahir dengan autisme.
"Anak-anak yang lahir dari orangtua yang lebih tua juga memiliki peluang lebih besar, menurut CDC," katanya.
Ada juga faktor prenatal atau ketika kehamilan anak tersebut, katanya, antara lain obesitas, demam, gizi buruk, polusi udara, dan paparan pestisida. (Ant/Z-1)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved