Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

57 Juta Pemudik Usia Anak Harus Mendapat Pengawasan dan Keselamatan Menyeluruh

Devi Harahap
08/4/2024 15:29
57 Juta Pemudik Usia Anak Harus Mendapat Pengawasan dan Keselamatan Menyeluruh
Pemudik berjalan kaki di Jalan Tol Tangerang-Merak KM 94 saat terjadi kemacetan di Cilegon, Banten, Minggu (7/4/2024). Berdasarkan hasil rap(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

PUNCAK arus mudik lebaran 2024 tengah berlangsung, berbagai persiapan terus dilakukan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, penyedia layanan transportasi maupun masyarakat untuk meminimalisir angka kecelakaan yang menimbulkan catatan hingga kematian.

Menurut hasil survei 'Potensi Pergerakkan Masyarakat selama Lebaran 2024', Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, memperlihatkan bahwa sebanyak 71,7% atau sebanyak 193,6 juta orang yang akan melaksanakan mudik.

Dari jumlah tersebut sebanyak 30% atau sekitar 57 juta merupakan pemudik usia anak bersama orang tuanya.

Baca juga : Mudik Ajak Anak, Ini yang Perlu Diperhatikan 

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra mengatakan, ada beberapa persoalan yang masih terjadi pada mudik sebelumnya diantaranya anak hilang dalam perjalanan, menjadi korban kekerasan, pencopetan, kekerasan seksual, kelelahan hingga sakit, penculikan dan korban dari konsumsi jajanan dan makanan yang tidak aman bagi kesehatan anak. Diharapkan hal tersebut tidak kembali terjadi pada pelaksanaan mudik 2024.

“Pemerintah daerah, aparat dan penyedia transportasi mudik lebaran maupun yang menggunakan moda transportasi pribadi harus memberikan jaminan keselamatan, menjaga, mengawasi anak dari segala potensi bahaya yang dapat mengancam setiap saat agar segala bentuk potensi yang membahayakan anak saat mudik lebaran bisa dicegah sedini mungkin,” ujar Jasra kepada Media Indonesia di Jakarta pada Senin (8/4).

Lebih lanjut, Jasra mengimbau kepada para orang tua yang membawa anaknya mudik untuk mempersiapkan kebutuhan perjalanan bagi si buah hati secara baik seperti makanan, minuman, obat-obatan dan vitamin secukupnya.

Baca juga : Orangtua Diingatkan Atur Waktu Mudik Agar Anak tidak Kelelahan

Orang tua juga dapat membawa mainan atau media edukatif secukupnya dan disukai anak, agar anak nyaman selama perjalanan.

“Pastikan bagi orang tua secara bergantian beristirahat secukupnya di tempat-tempat yang telah disediakan agar tidak lengah dalam menjaga anak selama perjalanan. Jangan paksakan ketika badan dalam kondisi lelah dan mengantuk untuk mengantisipasi kecelakaan dalam perjalanan dan terus pantau anak dalam kondisi keramaian di rest area,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nahar mengajak seluruh pihak untuk terlibat dalam menciptakan iklim dan lingkungan yang aman serta nyaman bagi perempuan dan anak dalam arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca juga : Orangtua Diingatkan Penuhi Asupan Gizi Balita dalam Perjalanan Mudik

“Seluruh pihak agar menciptakan iklim dan lingkungan yang aman serta nyaman bagi perempuan dan anak selama arus mudik dan arus balik Lebaran, termasuk tidak mudik dengan kendaraan roda dua dengan jarak jauh sambil membawa anak usia balita,” katanya.

Nahar pun berpesan bila masyarakat melihat atau mengalami kekerasan terhadap perempuan dan anak pada saat mudik lebaran agar dapat menghubungi layanan yang tersedia melalui Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA 129) pada hotline 129 atau WhatsApp di nomor 08111-129-129.

“Pos pelayanan pengaduan kekerasan kami tersedia selama arus mudik hingga arus balik akan bisa diakses 24 jam, sehingga dapat memberikan kemudahan kepada perempuan dan anak jika mereka mengalami kekerasan atau sejenisnya. Kami juga mendorong pengelola layanan publik yang berkaitan dengan arus mudik agar menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaporan kekerasan yang mungkin saja terjadi terhadap pemudik perempuan dan anak,” ungkapnya.

Baca juga : Ini yang Harus Anda Persiapkan Sebelum Mudik Bersama Anak

Sementara itu, dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Menteri KemenPPPA, Bintang Puspayoga menjelaskan bahwa para pemudik perempuan yang tengah dalam kondisi menyusui dan hamil dianjurkan membawa persiapan alat dan kebutuhan obat yang memadai untuk menjaga kesehatan ibu dan anak.

“Tidak hanya kebutuhan pengasuhan anak, namun para suami dan keluarga juga harus berpartisipasi ketika istri maupun saudaranya sedang hamil atau menyusui. Mempersiapkan kebutuhan obat-obatan, breast pad, dan pumping ASI bisa dilakukan oleh para suami untuk meringankan beban perempuan selama dalam perjalanan,” jelas Menteri PPPA.

Bintang juga menganjurkan agar pengasuhan pada saat mudik jangan hanya dilimpahkan kepada ibu tetapi para ayah dan keluarga yang turut pergi mudik juga harus aktif berpartisipasi dalam pengasuhan anak ketika di perjalanan mudik, terlebih saat istri sedang dalam keadaan hamil atau menyusui.

Sementara dari segi kesiapan fasilitas di posko mudik dan rest area, Menteri PPPA telah mendorong penyedia jasa layanan mempersiapkan sarana prasarana yang ramah perempuan dan anak. Mulai dari menyediakan ruang laktasi, toilet khusus perempuan dan anak, ruang bermain bagi anak, dan akses yang mudah bagi disabilitas dan lansia.

“Jajaran Kemen PPPA telah melakukan peninjauan kesiapan di beberapa rest area. Kami menghimbau seluruh pihak dapat menciptakan situasi mudik yang ramah perempuan dan anak, baik dari sisi penyedia jasa layanan yang memberikan fasilitas yang memadai, maupun kepada para pemudik yang dapat mempersiapkan kebutuhan spesifik perempuan dan anak dengan baik,” ujar Menteri PPPA.

Menteri PPPA mengajak para orang tua agar lebih peka ketika anak mulai lelah atau bosan di perjalanan. Jika kondisi anak sudah tidak nyaman, para orang tua dianjurkan untuk dapat beristirahat di rest area.

Selain itu, orang tua juga perlu mengajarkan anak untuk berhati-hati ketika bertemu orang asing sehingga anak tidak menerima ajakan atau makanan dari orang yang tidak dikenal.

“Baik anak maupun perempuan juga harus waspada terhadap tindak pelecehan seksual yang mungkin terjadi ketika dalam perjalanan mudik. Mulai dari meraba-raba, mencium, mencolek, mencubit, menatap, bersiul, hingga memamerkan alat kelamin tidak bisa ditoleransi,” tuturnya.

Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia, Tata Sudrajat mengimbau pemerintah dan berbagai pihak untuk dapat menyediakan tempat istirahat atau rest area yang ramah anak sebagai bentuk mitigasi terhadap potensi risiko gangguan tumbuh kembang dan kesehatan anak.

“Banyaknya kejadian kecelakaan menurut berbagai laporan alasan utama adalah kelelahan berkendara. Salah satu alasan keluarga tidak beristirahat selain ingin cepat sampai, di sisi lain juga tempat istirahat yang tidak memadai atau kurang nyaman untuk anak. Kami mendorong pentingnya penyediaan fasilitas tempat istirahat yang ramah anak, dan juga ibu hamil serta ibu menyusui. Hal ini tentu sebagai upaya mitigasi terhadap risiko kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.

Terpisah, Dokter Spesialis Kesehatan Anak, dr Dwinanda menjelaskan para orang tua harus melakukan berbagai upaya pencegahan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan anak selama mudik, salah satunya ialah mempersiapkan obat-obatan terkhusus bagi mereka yang memiliki anak dengan gangguan atau infeksi tertentu.

“Tubuh dan imunitas anak masih sangat rentan sehingga kalau mudik, kita juga harus menyiapkan alat P3K. Obat-obatan yang ada, tentunya dengan konsultasi dokter juga. Selain itu, obat-obatan yang bisa diberikan sebagai pertolongan pertama pada anak atau bila sudah mulai ada gejala infeksi," ujar dr Dwinanda.

Dwinanda mengatakan bahwa penyediaan P3K sangat penting karena gejala penyakit pada anak seringkali tidak terlihat dengan jelas dan bisa muncul secara mendadak. Misalnya saja seperti demam yang tiba-tiba muncul dan sulit diprediksi.

“Tetapi orang tua dapat mengetahui beberapa tanda awal saat anak sakit demam di perjalanan yang perlu diperhatikan, seperti lemah, kehilangan nafsu makan, atau tidur yang lebih dari biasanya. Jika gejala-gejala tersebut muncul, orang tua perlu waspada dan memperhatikan perkembangan kondisi anak dengan seksama,” jelasnya.

Meskipun demikian, jika usia anak masih dalam kategori aktif bergerak meskipun sedang demam, tidak perlu terlalu khawatir. Orang tua hanya cukup pastikan agar anak-anaknya mendapatkan cairan yang cukup dan istirahat yang memadai.

Namun, jika gejala yang lebih serius muncul, seperti kejang atau kelemahan yang parah, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan atau gawat darurat.

"Apakah muncul infeksi atau tidak harus segera diberikan obat atau ke pemeriksaan kesehatan di posko yang tersedia. Kadang jika saat demam aktivitas anak masih baik, jangan terlalu cemas. Berikan cairan yang cukup atau lebih banyak dari biasanya,” jelasnya. (DEV)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya