Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORANGTUA perlu memperhatikan kalimat yang digunakan ketika mendampingi dan mendukung anak yang menjadi korban kekerasan, yaitu dengan menggunakan kalimat yang jelas.
"Kalimat yang tidak berupa tuduhan ataupun menyalahkan mereka sehingga anak ini bisa percaya dengan kita dan mereka bisa mengeluarkan semua isi hati, bisa kita dampingi untuk pulih," ujar pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Anggia Hapsari, dikutip Sabtu (19/8).
Anggia, yang merupakan lulusan Universitas Indonesia, berpendapat menggunakan kalimat yang jelas merupakan salah satu cara meminimalisasi dampak yang dialami anak korban kekerasan, khususnya secara daring, akibat penggunaan internet dan gawai tanpa disertai kemampuan penilaian dan pengendalian yang baik.
Baca juga: Ini yang Bisa Terjadi Jika Anak Gunakan Internet Berlebihan
Menurut dia, orangtua, guru atau orang dewasa bisa membantu anak menceritakan atau melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya. Mereka harus dapat mengobservasi perubahan perilaku anak.
"Lihat hasil akademik, misalnya ada tidaknya prestasi yang menurun, menarik diri, tidak mau ikut kelompok, dan sebagainya, bagaimana berelasi dengan teman-teman, apakah mudah marah, tersinggung, dan lainnya," kata Anggia.
Khusus untuk pencegahan terkait penggunaan internet bermasalah, orangtua bisa mendampingi anak ketika menggunakan internet. Sekarang ini ada berbagai panduan bagi orangtua guna mengetahui apa yang anak buka dalam gawai mereka.
Baca juga: Ini Tips Mengelola Emosi Saat Anak Didiagnosis Penyakit Kronis
Orangtua juga disarankan melakukan pemeriksaan secara berkala pada kegiatan daring anak.
Anggia memberikan rekomendasi durasi waktu paparan layar gawai pada anak berdasarkan usia. Pada anak 0-18 bulan disarankan sama sekali tidak boleh menggunakan gawai kecuali saat tertentu misalnya melakukan panggilan video, yang tetap harus didampingi orangtua.
Pada anak usia 18-24 bulan, disarankan durasi minimal penggunaan gawai. Kalaupun ingin mengenalkan anak pada gawai, pilihlah aplikasi yang menggunakan interaksi dua arah dan pastikan dengan pendampingan orangtua dan waktunya pun sangat terbatas.
Pada anak usia 2-5 tahun, penggunaan gawai dibatasi maksimal satu hari satu jam dengan pembagian dua kali 30 menit. Pilihlah aplikasi yang interaktif dan dapat meningkatkan fokus anak serta keterampilan anak dalam berinteraksi dengan orang lain.
Orangtua masih perlu mendampingi anak usia 2-5 tahun ketika menggunakan aplikasi.
Kemudian, pada usia 6-12 tahun, anak sudah bisa menggunakan gawai secara mandiri, tetapi, orangtua tetap perlu memastikan aplikasi apa saja yang mereka buka dan mengawasinya.
"Ketika hari-hari sekolah, mereka hanya bisa menggunakan dua jam maksimal screen time (penggunaan gawai) saat mereka tidak belajar atau waktu luang. Saat akhir pekan, mereka bisa menggunakan tiga sampai empat jam, terbagi misalnya empat kali satu jam, harus didampingi orangtua," kata Anggia.
Pada periode usia selanjutnya yakni 12-15 tahun, anak sudah memasuki praremaja. Orangtua, kata Anggia, bisa memberikan batasan terkait apa saja yang boleh mereka akses atau tidak boleh mereka akses.
Orangtua juga harus memastikan kegiatan mengakses gawai tidak sampai menyebabkan adiksi dan pastikan interaksi dengan anak lain tetap ada.
"Orangtua mungkin bisa menerapkan di rumah area bebas gawai dan waktu kapan saja bisa bebas gawai," pungkas Anggia. (Ant/Z-1)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved