Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER Spesialis Anak Kanya Ayu menekankan pentingnya perhatian orangtua terhadap kesehatan fisik dan mental anak. Dia menilai kedua aspek ini memiliki keterkaitan yang erat dan harus diutamakan secara bersamaan.
Terkait kesehatan mental anak, Kanya mencontohkan tentang pentingnya tidak memberikan tekanan saat anak makan. Menurut dia, kegiatan makan anak harus menyenangkan dan tidak dipaksa.
Jika anak merasa tertekan dan terpaksa, hal itu dapat menyebabkan stres pada anak dan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya.
Baca juga: Manfaatkan Ruang Publik Terbuka untuk Pengembangan Diri Anak
"Saat proses makan saja deh, paling gampang contohnya. Makanya kenapa ada feeding rules, makan jangan di-pressure, jangan dipaksa, jangan dicekokin. Kalau dia merasa tiap kali aduh sudah jamnya makan nih, aduh duduk di kursi itu lagi. Kalau enggak habis nanti dimarahi Mama," ujar Kanya, dikutip Senin (7/8).
"Begitu dia sudah mental breakdown, dia mau duduk di kursi itu saja enggak mau karena sudah takut duluan. Lalu bagaimana caranya dia mau makan? Kalau dia enggak mau makan bagaimana caranya dia dapat nutrisi yang baik?" sambung dia.
Kanya menyebutkan terdapat tiga hal penting yang harus dilakukan orangtua dalam setiap interaksi dengan anak, yaitu asah, asih, dan asuh.
Baca juga: Orangtua Juga Bisa Sebabkan Masalah Makan pada Anak
Asah berkaitan dengan memberikan stimulasi sejak dalam kandungan, asih berarti memberikan kasih sayang dan koneksi batin, serta asuh yang mencakup pemberian makan yang benar, jam tidur yang teratur, serta fasilitas yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Jadi, setiap kita melakukan apa pun, interaksi apa pun ke anak kita, tiga hal itu harus masuk. Asah, asih, dan asuhnya harus bersamaan dilakukan," ucapnya.
Sementara itu, dalam memperhatikan aspek fisik anak, Kanya menekankan pentingnya memberikan nutrisi yang baik dengan kandungan makro dan mikro protein yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
"Dia harus dapat nutrisi yang baik, pastikan betul nutrisinya dia baik, pastikan nutrisi yang masuk ada makro-mikro proteinnya yang penting buat otak juga. Nah, fisiknya dia oke, dia bisa bergerak segala macam, mentalnya juga naik," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
Masalah kesehatan mental kini sudah mendunia. Diperkirakan satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki akan mengalami depresi berat dalam hidupnya.
Penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Jateng, banyak di antara siswa atau siswi jenjang SMA sederajat mengalami gejala gangguan mental.
PERMASALAHAN judi online tidak hanya terkait perspektif ekonomi. Masalah ini juga terkait perspektif kesehatan mental hingga problem sosial.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
Meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved