Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DATA World Health Organization (WHO) 2021 menjelaskan, 10%-20% anak dan remaja di seluruh dunia mengalami kondisi permasalahan terkait kesehatan mental. Di mana 50% di antaranya mulai sejak usia 14 tahun dan 75% pada usia pertengahan 20-an.
Selain itu, satu dari empat anak saat ini tinggal bersama orangtua yang memiliki kondisi mental yang serius. Kondisi ini menunjukkan kurangnya layanan MHPSS (Mental Health and Psychosocial Support / Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial) bagi orangtua, dapat berdampak serius pada perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.
Kondisi psikologis orangtua yang rentan dapat meningkatkan risiko kekerasan antar pasangan, kekerasan terhadap anak, dan kurangnya kemampuan orangtua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan layanan Kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk orangtua guna mencegah terjadinya kasus kekerasan dan memastikan kesejahteraan anak.
Save the Children Indonesia menyoroti isu kesehatan mental orangtua dalam kasus-kasus pembunuhan yang satu minggu terakhir. Dari kasus-kasus tersebut, orangtua merupakan pelaku kejahatan di mana seharusnya orangtua menjadi orang terdekat yang melindungi anak dan yang paling dipercaya oleh anak.
Tak jarang salah satu alasan utama pembunuhan karena faktor kemiskinan, ketidaksanggupan memberikan pengasuhan, dan paling buruk adalah anggapan orangtua bahwa membunuh untuk menyelamatkan anak.
Baca juga: Lembaga Pendidikan Harus Jadi Teladan dalam Kemanusiaan dan Budi Pekerti
“Kasus pembunuhan anak yang belakangan terjadi menunjukkan betapa pentingnya semua pihak memberi perhatian pada isu kesehatan mental orangtua. Kondisi kesehatan mental pada orangtua dapat berdampak besar pada anak-anak yang diasuhnya, dan memengaruhi perilaku serta kesejahteraan mereka," ujar Troy Pantouw / Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia, Minggu (7/5).
"Save the Children Indonesia mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan mental orangtua dalam berbagai bentuk kegiatan secara nyata dan meningkatkan akses, maupun kualitas layanan kesehatan mental bagi masyarakat, khususnya orangtua.”
Beberapa Studi terkait Kekerasan pada Anak dan Kesehatan Mental membuktikan bahwa orangtua yang semasa kecilnya mengalami kekerasan dalam pengasuhan berpotensi melakukan pengulangan dalam pengasuhan itu pada anaknya. Bahkan berpotensi memiliki ganguan kesehatan mental saat ia dewasa, terutama ketika tidak pernah mendapatkan bantuan layanan professional.
Save the Children Indonesia juga meminta masyarakat untuk menghentikan stigma dan persepsi terhadap masalah kesehatan mental. Kesehatan mental bukanlah hal yang tabu dan diabaikan. Namun perlu dimintakan bantuan dan didukung agar mengalami pemulihan, sehingga bagi orangtua yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencari, serta menerima bantuan dalam mengatasi isu kesehatan mental mereka dari para ahli.
Save the Children Indonesia melalui program MHPSS / Kesehatan Mental dan Layanan Dukungan Psikososial yang diimplementasikan di Jakarta dan Jawa Barat membuktikan bahwa kondisi mental yang sehat dari orangtua, pengasuh utama dan orang-orang terdekat dengan anak akan membantu membangun hubungan yang baik, aman dan hangat. Hal ini juga membantu perkembangan mental anak dan mencapai hasil pendidikan yang lebih baik. (Z-3)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved