Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KRISIS akibat perubahan iklim ekstrim berdampak sangat luas pada bidang pertanian. Salah satu dampak yang dirasakan adalah penurunan produktivitas akibat kekeringan dan merebaknya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Menyikapi hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang menggelar Webinar Millenial Agriculture Forum (MAF) dengan mengangkat tema Menghadapi Tantangan Pangan Masa Depan "Optimalisasi Produksi dan Pengendalian Hama Penyakit Padi".
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor penting yang harus mendapatkan perhatian bersama. Untuk itu, Mentan mengajak semua pihak untuk sama-sama menjaga serta memajukan pertanian.
Baca juga : Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Hal senada disampaikan Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
"Pertanian itu tidak boleh bersoal, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh bermasalah. Karena pertanian itu menyangkut kebutuhan pangan orang banyak. Oleh karenanya, kota harus memastikan pertanian terus berproduksi," ujarnya.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto, saat menyampaikan opening speech mengatakan bahwa tema yang diangkat adalah hal yang sedang trending atau hangat diperbincangkan.
Baca juga : Perubahan Iklim tidak Bisa Dijadikan Kambing Hitam atas Langkanya Pangan
"Kondisi pertanian tidak sedang baik-baik saja, kita sedang menghadapi iklim ekstrim el nino. Hal ini perlu diantisipasi. Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang menggalakkan program pompanisasi untuk menjaga pasokan air irigasi guna mempertahankan produktivitas standing crop yang ada. Selain itu juga dilakukan upaya Perluasan Area Tanam (PAT) dengan varietas padi gogo,” terangnya.
Bambang menambahkan, bahwa iklim ekstrim juga berdampak terhadap merebaknya banyak hama dan penyakit.
“Wereng Batang Coklat (WBC) saat ini sedang merebak, begitu juga penggerek batang padi dan blas yang rentan menyerang padi gogo. Mengingat kita sekarang sedang menggalakkan penanaman padi gogo, hal ini harus segera dicegah dan ditangani. Melalui MAF ini dihadirkan narasumber yang harapannya dapat memberikan pencerahan untuk bapak ibu sekalian,” ujar Bambang.
Baca juga : Atasi Krisis Pangan. Leafy Tawarkan Inovasi Atasi Keterbatasan Lahan Pertanian
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti, mengatakan bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, peran Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) sangatlah penting.
“POPT sangatlah vital, mereka memegang peranan penting dalam mendeteksi sedini mungkin adanya ancaman hama atau penyakit untuk menghindari terjadinya kegagalan produksi dikemudian hari sehingga mandat Presiden untuk mewujudkan swasembada beras dapat kita capai,” kata Santi.
Selain itu, Santi juga berpesan kepada mahasiswa Polbangtan seluruh Indonesia yang sedang bertugas mendampingi Program PAT dan Upaya Khusus (UPSUS) seyogyanya juga dapat mendukung upaya pengendalian OPT di lapangan
Baca juga : Segera Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Cegah Bencana Alam Meluas
“Selama kegiatan pendampingan, mungkin nanti teman-teman mahasiswa akan menemui beberapa kasus mengenai
OPT, oleh karena itu kami harap para mahasiswa dapat membantu memecahkan masalah tersebut,” pesan Santi.
Webinar yang diikuti 1000 peserta dari seluruh Indonesia itu, mendatangkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Busyairi Latiful Asyar, dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan Dedi Mulyadi, Direktur Agrospora Bumi Indonesia.
Dalam materinya, Busyairi menyampaikan bahwa tugas seorang POPT dalam memberikan angka ramalan sebagai peringatan dini.
“Tugas utama POPT adalah memberikan angka ramalan dengan menjalankan Prosedur P3OPT sebagai komponen utama PHT (pengendalian hama tumbuhan). Langkah pertama POPT harus melakukan pengamatan OPT dengan dasar informasi dan pengetahuan yang ada," katanya. (Z-8)
Kalau musim kemarau sawah menganggur. Setahun tidak bisa digarap dua kali
Kekeringan rawan terjadi di Kecamatan Cipatujah, Cikalong, Pancatengah, Cineam, Karangjaya, Culamega, Cibalong, Kadipaten, Salawu, Tanjungjaya, Pageurageung dan Kecamatan Sukaresik.
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan tersebar hampir seluruh wilayah. Namun paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved