Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRESIDEN Joko Widodo meramalkan harga minyak mentah dunia akan melonjak hingga US$150 per barel seiring kondisi geopolitik yang tak menentu. Meningkatnya eskalasi perang antara Hamas dan Israel dan belum surutnya konflik Rusia-Ukraina memicu melambungnya harga minyak dunia.
"Saya cek kemarin harga (minyak mentah) Brent masih US$89 per barel, tapi kalau perang meluas bisa mencapai US$150 per barel," ujarnya di acara BNI Investor Daily Summit 2023, Jakarta, Selasa (24/10).
Kepala Negara menuturkan tidak menutup kemungkinan harga minyak dunia akan terus meningkat jika konflik di Timur Tengah semakin meluas.
Baca juga : Konflik Timur Tengah bakal Kerek Kenaikan Harga Minyak
"Kalau meluas, melebar ke Libanon, Suriah, melebar misalnya ke Iran akan semakin merumitkan masalah ekonomi di semua negara karena harga minyak pasti naik," ungkapnya.
Jokowi pun meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mewaspadai ancaman tersebut karena berdampak pada kebijakan moneter negara. "Ini lah yang kita mesti waspada, hati-hati semuanya baik sisi moneter dan sisi fiskal," pungkasnya.
Baca juga : Apa Dampak Perang Israel-Hamas bagi Pasar Minyak Dunia? Ini Prediksinya
Dihubungi terpisah, pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong juga berpandangan sama. Ia mengatakan ada potensi harga minyak dunia bisa tembus di atas US$100 per barel. Negara anggota eksportir minyak atau OPEC plus, katanya, siap memangkas produksi untuk mendukung harga minyak.
"Potensi kenaikan harga minyak hingga di atas US$100 per barel cukup besar. Apabila tidak tembus US$100 per barel pun, saya melihat harga minyak masih akan tetap tinggi di atas US$90 per barel," terangnya.
Lukman menjelaskan apabila harga minyak kembali tinggi seperti di atas US$100, dampak bagi Indonesia ialah peningkatan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan komoditas lainnya, seperti harga gas dan batu bara akan ikut terkerek.
"Akibat kenaikan harga minyak tentunya berimbas pada biaya logistik dan harga pada konsumen yang akhirnya inflasi. Inflasi tinggi akan memaksa Bank Indonesia untuk mempertahankan tingkat suku bunga tinggi yang akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi," ucapnya (Z-4)
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
PEMERINTAH tak menutup peluang penambahan kuota subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah gejolak harga minyak mentah dunia.
Peluang pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau mengurangi kuota subsidi bensin dinilai terbuka lebar.
Dampak eskalasi konflik Israel-Iran dikhawatirkan memicu adanya guncangan pasokan atau supply shock minyak mentah dunia.
PENGAMAT energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rahmanto meramalkan harga minyak mentah dunia bisa kembali menembus US$100 per barel pascaserangan Iran ke Israel.
KAPAL supertanker Iran, MT Arman 114, ditangkap karena melakukan transaksi ilegal di perairan Natuna. Kapal tersebut memuat lebih dari 200.000 mentrik ton minyak mentah senilai Rp4,6 triliun.
OTORITAS maritim Indonesia menyita sebuah kapal tanker berbendera Iran yang membawa lebih dari 200.000 metrik ton minyak mentah yang diduga melakukan transfer ilegal di laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved