Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PRESIDEN Joko Widodo mengatakan negara sangat kesulitan menahan harga bahan bakar minyak (BBM) di level yang rendah saat ini. Di saat negara-negara lain menerapkan nilai keekonomian, Indonesia masih menjaga harga jual tetap rendah dengan menggelontorkan subsidi yang luar biasa besar.
Jokowi menyebut, Harga bensin di Thailand sudah menyentuh Rp20 ribu per liter. Bahkan, di Jerman sudah Rp31 ribu per liter dan di Singapura mencapai Rp32 ribu per liter.
"Sementara, kita pertalite masih Rp7.650 per liter. Pertamax Rp12.500 per liter. Negara-negara lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini? Ya karena kita tahan terus tetapi di sisi lain subsisi membesar. Sampai kapan kita bisa menahan ini. Berat, menahan harga itu berat," ujar Jokowi di Jakarta, Selasa (24/5).
Tidak hanya harga energi, harga pangan pun di banyak negara sudah mengalami lonjakan drastis. Beras, contohnya.
Baca juga: Mengendalikan Inflasi, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan
Jokowi mengungkapkan, di beberapa negara, komditas pangan itu telah naik antara 30% hingga 60%.
"Tetapi di Indonesia beras masih Rp10.700 per kilogram," tuturnya.
Kepala negara mengakui pemerintah berupaya keras menjaga harga energi dan pangan tetap rendah demi menekan tingkat inflasi di Tanah Air. Jika harga dua komoditas itu di lepas mengikuti mekanisme pasar, ia meyakini angka inflasi di Indonesia akan melonjak sebagaimana terjadi di banyak negara lain.
"Di Amerika Serikat itu inflasi tidak pernah lebih dari 1% tapi sekarang sudah 8,3%. Turki bahkan hampir 70%. Kita alhamdulillah masih di 3,5%. Ini patut disyukuri tapi karena kita menahan pertalite. Ka;au itu kita ikutkan ke harga keekonomian pasti inflasi kita akan ikut naik,"ucap mantan wali kota Solo itu.(OL-4)
PT Pertamina Patra Niaga resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang terdiri dari pertamax turbo, pertamax Green 95, serta produk gasoil yaitu pertamina dex dan dexlite.
Mulai 1 Agustus 2024, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.
Pemerintah memastikan tidak akan melakukan pembatasan pembelian ataupun penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Pertamina memertimbangkan menurunkan harga jual BBM umum awal Juli 2024 seperti yang dilakukan beberapa operator SPBU swasta. Hal itu dilakukan karena acuan harga BBM di MOPS sejak Mei
Pemerintah memastikan belum ada pembahasan mengenai penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti memperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) akan naik bulan depan seiring pelamahan rupiah
Jika subsidi BPJS Kesehatan dipangkas demi Makan Bergizi Gratis, perbaikan kinerja keuangan yang sedang dilakukan BPJS Kesehatan juga berpotensi terganggu.
Disperindag Jabar masih menunggu salinan aturan terkait kenaikan HET MinyaKita.
PT Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Patra Niaga akan mengikuti arahan pemerintah terkait pembatasan BBM bersubsidi.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan pemerintah bakal membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi mulai 17 Agustus 2024.
RENCANA pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 17 Agustus mendatang akan menambah beban masyarakat kelas menengah.
IAW berharap dalam rotasi di tubuh Polri saat ini mampu menciptakan citra polisi yang lebih baik lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved