Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Secara perdana, Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan daging ayam hasil rekayasa genetika yang dikembangkan di laboratorium. Upside Foods dan Good Meat asal negara bagian California merupakan dua perusahaan pertama di AS yang sudah menuntaskan proses peraturan baru tersebut untuk disalurkan ke berbagai pasar.
Dilansir dari New York Post pada Kamis (22/6), Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada November 2022 telah menyatakan bahwa daging hasil rekayasa genetika produksi dua perusahaan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Daging yang dikembangkan di laboratorium itu sebenarnya mengandung protein hewani. Akan tetapi, tidak seperti daging tradisional, sehingga daging buatan ini tidak melewati proses penyembelihan hewan.
Peraturan baru ini seketika mendapat respons dari para pendukung hak asasi hewan. Mereka mengklaim bahwa daging genetika ini merupakan alternatif daging konsumsi yang lebih etis atau beretika karena dianggap tidak menyiksa hewan.
CEO dan pendiri Upside Foods, Uma Valeti mengatakan bahwa langka baru ini meluncurkan era baru produksi daging yang bertujuan menghilangkan bahaya bagi hewan dan secara drastis mengurangi dampak lingkungan dari penggembalaan, penanaman pakan ternak, dan limbah hewan.
“Persetujuan ini secara fundamental akan mengubah bagaimana daging sampai ke meja kita. Ini adalah langkah besar menuju era baru di masa depan yang lebih berkelanjutan untuk mempertahankan pilihan dan kehidupan,” ujar Valeti.
Proses pembuatan daging ini, kata dia, lebih mudah dengan melibatkan pengumpulan sel dari hewan hidup atau sel yang telah dibuahi, untuk selanjutnya dihimpun di bank sel. Sel-sel tersebut kemudian dibudidayakan di dalam tangki baja dan diberi nutrisi yang serupa dengan yang dikonsumsi hewan.
Daging buatan itu kemudian dibentuk menjadi potongan yang serupa dengan daging tradisional, seperti filet, nugget, hingga sate. Pada 2020, Good Meat juga telah diberikan izin untuk memproduksi daging buatan serupa di pasar Singapura.
“Tapi jangan mencari daging baru ini di toko kelontong AS dalam waktu dekat karena ayam yang dibudidayakan jauh lebih mahal daripada daging dari unggas utuh yang dibudidayakan dan belum dapat diproduksi seperti dalam skala daging tradisional,” kata Ricardo San Martin selaku direktur Alt Meat Lab di University of California Berkeley.
Menghilangkan Skeptis
Chief Operating Officer Upside Upside, Amy Chen mengatakan produk ayam mereka sudah melalui proses masak sehingga konsumen yang ingin mengonsumsi daging tersebut hanya perlu dipanaskan.
“Meskipun kami mengakui bahwa saat ini masih banyak konsumen skeptis dan akan merasa mual jika harus mengonsumsi ayam yang dibudidayakan dengan rekayasa lab,” ungkapnya.
Sentimen itu bergema dalam jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research. Separuh dari orang dewasa AS mengatakan mereka tidak mungkin mencoba daging yang ditanam menggunakan sel dari hewan.
“Ketika diminta untuk memilih dari daftar alasan keengganan mereka, sebagian besar dari yang tidak mungkin mencobanya mengatakan bahwa daging itu terdengar aneh dan sebagian lainnya mengatakan daging itu tidak aman dikonsumsi,” jelasnya.
Menurut Chen, skeptis itu bisa dihilangkan dengan edukasi dan sosialisasi lebih lanjut. Dia mengatakan saat orang mengerti bagaimana daging tersebut dibuat, mereka lebih bisa menerima. “Begitu mereka mencicipinya, akan merasa yakin akan daging budidaya ini,” katanya.
Tak hanya itu, kendala pengembangan daging itu adalah soal harga. Ketersediaan daging hasil rekayasa genetika itu diperkirakan Chen tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena sebagian besar disebabkan oleh tingginya biaya produksi. Namun, restoran-restoran ternama di AS telah membuat kesepakatan untuk menggunakan daging hasil rekayasa tersebut di restoran mereka.
Perusahaan Upside Foods menyebutkan, pesanan pertama yang diproses pihak mereka merupakan pesanan daging untuk restoran bintang tiga Michelin milik Chef Dominique Crenn di San Francisco, Bar Crenn. Sementara pesanan pertama perusahaan Good Meat akan dijual kepada koki selebriti Jose Andrés.
Secara global, saat ini sudah ada lebih dari 150 perusahaan yang berfokus pada daging rekayasa. Tidak hanya ayam tapi juga babi, domba, ikan dan sapi, yang menurut para ilmuwan memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan. (M-3)
Archipelago International mengadakan "Archipelago Black Box Battle" di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta pada 25 Juli 2024.
Ada yang baru pada Festival Merah Putih (FMP), gelaran akbar yang rutin digelar setiao tahun di Kota Bogor, Jawa Barat, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI.
Alila Solo kembali menghadirkan acara kuliner istimewa bertajuk “Sate Nusantara Festival” yang akan berlangsung di Epice Restaurant.
Daging domba yang lembut, slow-roasted stockyard striploin MB5 yang dipanggang dengan teknik slow-roasting sehingga menghasilkan caramelized striploin dengan tekstur yang lebih lembut.
Chef Setyo Widharto (Theo) akan memandu tamu untuk menemukan keunikan dari setiap hidangan Indonesia.
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan alamnya, menawarkan berbagai kuliner lezat, termasuk minuman tradisional yang menggugah selera.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved