Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Panja DPR Mulai Susun Draf RUU PKS

Anggitondi Martaon
23/7/2021 09:59
Panja DPR Mulai Susun Draf RUU PKS
Ilustrasi(MI/Seno)

RANCANGAN Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) sedang dalam proses pembahasan. Panitia Kerja (Panja) tengah menyusun draf RUU yang diusulkan Fraksi NasDem tersebut.

"Nanti kita presentasikan ke panja pada masa sidang berikutnya," kata Ketua Panja RUU PKS Willy Aditya, Jumat (23/7).

Wakil Ketua Fraksi NasDem itu menyebut penyusunan draf berdasarkan masukan dari sejumlah pihak. Panja telah menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan sejumlah pihak terkait memberikan masukan terkait RUU PKS.

Baca juga: Anggota DPR Netty Prasetiyani Minta Pemerintah Evaluasi PPKM

"Sejauh ini, saya melihat (masukan mengenai RUU PKS) sudah cukup. Sudah 4 kali RDPU," ungkap dia.

Ketua DPP NasDem itu mengatakan mayoritas respon yang disampaikan mendukung pembahasan RUU PKS. Namun dengan sejumlah perbaikan.

Dia juga tidak menampik ada pihak yang menolak RUU PKS. Tapi, alasannya dianggap tidak terlalu berdampak besar terhadap pembahasan karena memiliki semangat yang sama, yakni memuliakan perempuan dan anak.

"Artinya secara substansi tidak terlalu menjadi gangguan. Tinggal kemudian packaging-nya," sebut dia.

Dia menyebut berbagai perbedaan pandangan itu bisa didiskusikan untuk mencari titik temu. Jangan sampai perbedaan pandangan ini membuat RUU PKS tidak jadi disahkan.

"Karena ini (RUU PKS) kan suatu kebutuhan," ujar dia.

Selain itu, dia bakal mencoba menjelaskan terkait kesalahpahaman yang terbangun terkait RUU PKS. Selama ini, RUU tersebut dicap sebagai pintu masuk free seks, lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

"Justru kita ingin menjadikan ini (RUU PKS) basisnya sosiokultural," pungkas dia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya