Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEDIKITNYA seratusan hektare tanaman pangan di sejumlah kecamatan Kabupaten Gresik, Jatim, terancam gagal panen akibat cuaca ekstrim dampak El Nino. Tanaman jagung dan padi di kawasan tersebut tidak bisa tumbuh dengan normal akibat kekurangan pasokan air.
Kondisi tersebut mengakibatkan petani resah. Sebagian petani pemilik lahan tadah hujan itu terpaksa membabat tanaman untuk pakan ternak. Sebagian petani lainnya, pasrah menunggu hujan turun sambil berharap jagung bisa panen secara optimal.
"Kami terpaksa membabat tanaman padi yang terancam puso akibat kekeringan," keluh Sukardi, petani di Kecamatan Panceng ini, Rabu (5/6) siang.
Sejak awal mengolah lahan, kata dia, hingga padi berumur 35 hari, baru beberapa kali turun hujan dengan deras.
"Selebihnya hingga saat ini hujan gerimis beberpa kali," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut proses pertumbuhan tanaman tidak berlangsung secara normal. Menurut dia, pasokan air yang sangat minim membuat tanaman kerdil dan cenderung tidak subur.
Baca juga : Tanaman Padi Daerah Tadah Hujan di Klaten Terancam Kekeringan
Kondisi tersebut juga terjadi pada awal musim penghujan akhir Desember tahun lalu akibat cuaca ekstrem. Dampak El-Nino telah dirasakan petani di kampungnya sejak dua tahun terakhir.
"Kami hanya pasrah Mas. Dan musim ini kembali tidak panen, paceklik lagi sekarang," tambahnya.
Kondisi serupa juga dialami ratusan petani jagung di kawasan setempat. Jagung yang berumur hampir 60 hari itu juga tidak bisa tumbuh dengan optimal akibat cuaca panas yang ekstrem.
Baca juga : El Nino Belum Berakhir, Kementan Terus Genjot Produksi Padi dan Jagung
"Jagung jadi kerdil, dan buahnya kecil-kecil. Sementara yang berumur 30 hari juga tidak tumbuh dengan baik bahkan, terancam puso akibat kekeringan," ungkap Munif, petani lainnya.
Menurut dia, sejak awal tanam dua bulan jarang sekali turun hujan di kawasan setempat. Lebih dari 100 hektare lahan jagung di kampungnya dan beberapa desa di sekitar kawasan Kecamatan Panceng terancam tidak panen pada musim kemarau kedua ini.
Sebagian petani yang sudah putus asa, terpaksa membabat tanamannya. Sebagian lainnya, juga terpaksa menyemprot mati jagungnya karena terserang penyakit dan kerdil.
"Jagung sudah tidak ada harapan panen. Habis dipupuk malah ga ada hujan turun, ya mulai merangas. Kita paceklik lagi tahun ini Mas. Gak panen jagung, " keluhnya.
Ia mengakui, sebagian petani lainnya pasrah dan membiarkan jagung tumbuh meski kerdil dan meranggas akibat kekeringan. Para petani berharap, hujan masih turun dengan intensitas tinggi agar tanaman bisa tetap panen secara optimal. (YK/Z-7)
Akibatnya bencana alam kekeringan lahan sawah yang sebelumnya melanda sekitar 100 ha (hektare) di Kabupaten Pidie, kini terus meluas ke Kabupaten Aceh Besar. Itu karena sejak dua bulan terakhir
Perubahan efek cuaca tidak bersahabat akibat peningkatan suhu air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya itu membuat iklim semakin tidak menentu.
Sejumlah desa yang jagungnya gagal panen tersebar di Kecamatan Panceng. Antara lain, lahan di Desa Pantenan, Ketanen, Banyutengah, Prupuh, Wotan, Suwalan, Sumurber, Serah, Sukodono
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan Maret 2024 sebesar Rp582.932 per kapita per bulan.
FENOMENA alam El Nino yang diprediksi akan segera kembali terjadi membuat puluhan hektare (ha) tanaman padi sawah di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terganggu pertumbuhannya.
SAMPAI dengan saat ini, Indonesia masih merasakan dampak dari fenomena El Nino yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
Lebih dari 600 pelari dari berbagai wilayah ikut memadati Meikarya Run 2024. Fasilitas Central Park dirasa pas untuk berbagai event olahraga.
Nangka memiliki kemampuan besar untuk menyerap karbondioksida (CO2) hingga 126,51 kg/tahun.
Dalam menyediakan benih yang berkualitas, proses pemuliaan tanaman memegang peranan kunci.
Tak hanya itu, waduk Desa Ketanen, Kecamatan Panceng dan Waduk Sumengko di Desa Tebuwung, Kecamatan Dukun debit airnya pun juga sudah mengering.
KEPALA Staf Presiden (KSP) Moeldoko tampak kebingungan saat ditanya mengenai legalitas tanaman kratom, tanaman yang mengandung zat adiktif.
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) mengenai tanaman kratom, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (20/6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved