Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jatuh Sakit, Abramovich Diduga Diracun Putin

Cahya Mulyana
29/3/2022 10:53
Jatuh Sakit, Abramovich Diduga Diracun Putin
Roman Abramovich(AFP/ Justin TALLIS )

MILIARDER Rusia Roman Abramovich, yang sempat berupaya menghentikan perang di Ukraina dilaporkan jatuh sakit. Insiden usai pertemuannya dengan pihak Ukraina itu disinyalir merupakan kejadian yang disengaja oleh tim Presiden Rusia Vladimir Putin.

Abramovich mengalami gejala mata merah, hingga kulit mengelupas di wajah dan tangan diuga akibat racun. 

Selain Abramovich, negosiator Ukraina dan anggota parlemen Krimea Rustem Umerov yang turut merancang perdamaian di Ukraina mengalami kejadian serupa.

Baca juga: Inggris Sebut Tentara Bayaran Rusia Dikerahkan ke Ukraina Timur

Kremlin diduga melancarkan racun kepada ketiganya karena enggan didamaikan dengan Ukraina. Namun, saat ini, kondisi ketiganya dilaporkan sudah membaik usai mendapatkan layanan medis.

Tenaga medis yang menolong ketiga belum dapat mengidentifikasi penyebab pastinya. 

"Itu disebabkan zat kimia atau biologis atau oleh semacam serangan radiasi elektromagnetik."

Pejabat Ukraina mendesak seluruh pihak agar berhati-hati, Kemudian, Senin (28/3), pejabat Ukraina menuangkan air dingin pada laporan tersebut. 

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan berdasarkan informasi intelijen kondisi Abramovich dan negosiator perdamaian Ukraina disebabkan oleh faktor lingkungan, bukan keracunan.

Christo Grozev, seorang penyelidik di Bellingcat, media investigasi di akun Twitter resminya mengonfirmasi tiga orang yang menghadiri pembicaraan damai mengalami gejala mirip keracunan dengan zat kimia, salah satunya adalah Abramovich.

Secara resmi, perwakilan Rusia dan Ukraina akan kembali menggelar pembicaraan tatap muka pada Selasa (29/3) di Kota Istanbul, Turki. 

Sementara itu, badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan 3.821.049 warga Ukraina telah meninggalkan negara itu, sementara lebih dari 6,5 juta masih menjadi pengungsi di negaranya dan lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya