Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PAKAR hak asasi manusia PBB Thomas Andrews mengatakan militer Myanmar telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan sejak merebut kekuasaan, Februari lalu. Dia mendesak masyarakat internasional berbuat lebih banyak guna menghentikan pelanggaran tersebut.
Berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Andrews, pelapor khusus untuk situasi hak asasi manusia di Myanmar, mengecam serangan yang meluas dan sistematis terhadap rakyat sejak kudeta lima bulan lalu.
Myanmar telah mengalami aksi protes massal dan respons brutal militer sejak kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Baca juga: Mengerikan, Myanmar Berpotensi Perang Saudara
"Pasukan militer junta telah membunuh sekitar 900 orang, memaksa ratusan ribu orang mengungsi, menyiksa banyak orang, termasuk menyiksa orang dalam tahanan sampai mati, menghilangkan jumlah yang tidak terhitung, dan secara sewenang-wenang menahan hampir 6.000 orang,” kata Andrews.
Dia menuturkan, sejumlah tindakan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan menyesali fakta bahwa banyak yang tidak dilakukan untuk mengendalikan pelanggaran.
"Komunitas internasional mengecewakan rakyat Myanmar," katanya.
Andrews mengatakan militer telah membatasi makanan, air, dan obat-obatan untuk mereka yang mengungsi akibat serangan di desa-desa.
“Mereka telah menyadera anggota keluarga ketika pasukannya tidak dapat menemukan mereka yang memiliki surat perintah penangkapan, termasuk baru-baru ini menangkap seorang anak berusia empat tahun,” tambahnya.
“Tetapi komunitas internasional sejauh ini gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan pelanggaran,” imbuhnya.
Dia memperingatkan bahwa masyarakat Myanmar sangat membutuhkan dukungan dari komunitas internasional sebelum terlambat.
"Beberapa orang di Myanmar telah kehilangan harapan bahwa bantuan dari komunitas internasional akan datang dan justru berusaha membela diri melalui pembentukan pasukan pertahanan dan tindakan sabotase," tuturnya.
"Tren ini bisa meningkat dengan cepat dan pola junta yang menggunakan kekuatan yang sangat tidak proporsional sebagai tanggapan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya nyawa yang lebih besar,” tambahnya.
Andrews mengulangi seruan untuk pembentukan Koalisi Darurat Internasional bagi Rakyat Myanmar, yang dapat menjatuhkan sanksi dan secara signifikan mengurangi pendapatan yang dibutuhkan junta untuk melanjutkan terornya.
"Potong pendapatan mereka dan Anda memotong kapasitas mereka untuk melanjutkan serangan tanpa henti terhadap rakyat Myanmar," katanya.
Dia menuturkan, komunitas internasional juga harus melarang penjualan senjata ke militer Myanmar dan meluncurkan penyelidikan atas pelanggaran yang dilakukan.
Perlu juga ada peningkatan dramatis dalam bantuan kemanusiaan kepada rakyat melalui saluran nonjunta. Negara-negara harus bekerja sama untuk menolak klaim legitimasi apa pun yang mungkin coba ditegaskan oleh junta, menurutnya.
"Tidak ada jaminan bahwa pendekatan ini akan berhasil, tetapi ada banyak bukti bahwa jalan saat ini mengarah pada impunitas yang lebih besar, bencana kemanusiaan, dan negara gagal,” tandasnya. (Straitstimes/OL-1)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
SEKITAR 150 ribu warga sipil telah meninggalkan Khan Younis di Jalur Gaza menyusul perintah evakuasi dari Israel. Ini dikatakan juru bicara PBB pada Selasa (23/7).
Parlemen Israel meloloskan tiga RUU dalam pembacaan pertama menutup Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan menetapkannya sebagai "organisasi teroris".
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menegaskan fatwa ICJ mendukung perjuangan Palestina dan meminta semua negara serta PBB, tidak mengakui keberadaan ilegal Israel.
Sekjen PBB Antonio Guterres akan menyerahkan opini hukum Mahkamah Internasional (ICJ) kepada Majelis Umum yang menganggap pendudukan Israel di wilayah Palestina sejak 1967 melanggar hukum.
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih harus menganalisis terlebih dulu laporan dugaan penjualan senjata oleh pemerintah Indonesia ke Myanmar.
JUNTA Myanmar dituding membahayakan nyawa pemimpin sipil yang dipenjara, Aung San Suu Kyi. Hal ini diungkapkan partai politik Suu Kyi.
SEKJEN PBB Antonio Guterres menyampaikan pihaknya mendukung penuh inisiatif kepresidenan ASEAN dan 5 poin konsensus untuk menuntaskan krisis di Myanmar.
MALAYSIA telah menyerukan agar KTT ASEAN bisa memberikan tindakan tegas terhadap para jenderal Myanmar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang masih harus dilakukan ASEAN untuk membantu mengatasi krisis Myanmar.
KELOMPOK masyarakat sipil yang bekerja di Myanmar telah mengkritik Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths atas kunjungannya ke negara tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved