Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Media Sosial Batasi dan Hapus Konten Palestina

Mediaindonesia.com
07/6/2021 03:45
Media Sosial Batasi dan Hapus Konten Palestina
Petugas keamanan Israel menembakkan granat kejut selama protes untuk mendukung aktivis Palestina yang ditangkap.(AFP/Ahmad Gharabli.)

LONJAKAN besar dalam jumlah penonton dan pengikut di media sosial terkait tagar Sheikh Jarrah menunjukkan ada kehausan terhadap realitas Palestina. Namun media sosial juga banyak membatasi atau menghapus konten terkiat Palestina.

Keluarga Palestina di lingkungan itu mengatakan mereka diberi kunci rumah mereka oleh badan pengungsi Palestina PBB dan Yordania yang menguasai Jerusalem timur dari 1948 hingga 1967.

Bulan lalu, ketika ketegangan di Jerusalem meningkat selama peningkatan pertempuran Gaza, mahkamah agung Israel menunda sidang dalam kasus Sheikh Jarrah sampai pemberitahuan lebih lanjut.

 

Muhammad el-Kurd, aktivis Palestina, sebelum ditangkap polisi Israel, mengatakan dia tidak percaya pada peradilan Israel. Dia juga memperingatkan upaya nyata platform media sosial untuk membungkam aktivis Palestina, termasuk ketika mereka memposting rekaman pasukan keamanan Israel menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Kelompok hak digital Sada Social mengatakan telah mendokumentasikan lebih dari 700 jaringan terkenan pembatasan akses atau penghapusan konten Palestina pada Mei saja. "Pada satu titik kami tidak dapat mempublikasikan apa pun tentang Sheikh Jarrah," kata Kurd.

"Kami menerima banyak peringatan bahwa akun kami akan dihapus, dan terkadang penayangan kami akan turun dari seperempat juta menjadi 90.000 atau hanya 5.000." Terlepas dari hambatan seperti itu, dia mengatakan bahwa dampak dari kampanye itu mengejutkannya.

 
 
"Saya tidak percaya bahwa suatu posting atau gambar dapat mengubah apa pun dalam kenyataan," katanya. "Tapi saya menemukan bahwa pertempuran pertama dan terakhir kami yakni kata-kata, pertempuran narasi, dan pertempuran opini publik.

"Kami tidak memiliki kemewahan untuk membatalkan masalah ini," tambahnya. "Begitu melakukannya, rumah kami bisa dicuri kapan saja." (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya