Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rini Sekartini menjelaskan bahwa kelumpuhan yang disebabkan oleh tuberkulosis (Tb) tulang belakang tidak sama dengan kelumpuhan akibat polio. Hal ini disampaikan kepada kader posyandu dalam rangka pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jakarta Pusat, Selasa.
"Kalau polio, dia bisa lumpuh tetapi lumpuhnya mendadak dan tidak bisa disembuhkan. Sedangkan TBC tulang adalah kondisi terakhir dari penyakit Tb, karena awalnya yang terinfeksi adalah paru-paru. Jika tidak diobati, lama-kelamaan bisa menjadi Tb tulang," kata Rini di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan bahwa kelumpuhan bisa terjadi pada kasus Tb berat, misalnya pada Tb tulang belakang. Namun, kelumpuhan akibat Tb tulang belakang dapat dicegah sejak dini dengan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG).
Baca juga : PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi
"Imunisasi BCG adalah pencegahan untuk Tb berat. Imunisasi ini bisa diberikan saat usia anak 0-1 bulan dengan cara suntikan di lengan kanan atas," jelas Rini.
Anak yang telah disuntik BCG biasanya akan menunjukkan efek samping berupa benjolan mengeras yang muncul setelah penyuntikan, yang disebut scar BCG. Bekas luka kecil ini umumnya akan memudar dalam beberapa minggu.
Imunisasi BCG dan polio sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit berbahaya. Pastikan bayi mendapatkan semua dosis imunisasi secara lengkap dan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Baca juga : Pemprov Sulsel Targetkan 1,2 Juta Anak Dapat PIN Polio Tahun ini
Orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen.
Cakupan imunisasi pada anak sempat menurun drastis pada tahun 2021 sebagai imbas dari pandemi covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
PIN Polio tahap kedua ini dilaksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit polio. KLB polio terjadi di Papua sejak tahun 2022. Total cakupan imunisasi polio pada tahap kali ini ditargetkan mencapai 95 persen untuk mewujudkan kekebalan kelompok.
"Cakupan imunisasi yang tinggi dapat mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, jika cakupannya menurun di bawah 60%, Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat muncul kembali," ujar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
Ada sebanyak 25 portable X-Ray yang akan ditempatkan di 15 kabupaten/kota di 9 provinsi.
Pada 2020 notifikasi kasus TB ada di angka 393.323 kasus. Lalu pada 2021 menjadi 443.235 kasus, pada 2022 sebanyak 724.309 kasus, pada 2023 sebanyak 821.200 kasus.
EDUKASI dan sosialisasi tentang bahaya tuberkulosis (TB) harus dilakukan secara massif. Ini dilakukan agar masyarakat memahami dan peduli dengan pencegahan dan pengobatan TB.
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Pemberian obat pada waktu yang sama perlu dilakukan dengan tujuan agar tidak lupa dan skip minum obat dan anak jadi terbiasa.
BANYAK kasus polio yang gejalanya sangat ringan. Bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali, sehingga seseorang tidak sadar bahwa dirinya berisiko menularkan virus tersebut ke orang lain.
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Oraganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya atas ancaman wabah polio dan penyakit lainnya di Gaza yang dilanda perang dan krisis sistem kesehatan.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved