Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ini Beda Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2 pada Anak

Basuki Eka Purnama
19/7/2024 05:15
Ini Beda Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2 pada Anak
Ilustrasi(Freepik)

DIABETES mellitus, kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus, juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.

Ada dua kondisi diabetes yang paling umum, yakni diabetes tipe 1 yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh dan diabetes tipe 2 yang lebih banyak berhubungan dengan gaya hidup.

"Pada anak-anak, diabetes tipe 1 terjadi walaupun dia tidak banyak minum pemanis buatan, atau makan karbohidrat biasa saja, dia tidak bisa memetabolisme karbohidrat, jadi perlu suntik insulin," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, dikutip Jumat (19/7).

Baca juga : Diabetes Tipe 1, Tipe Diabetes yang Paling Banyak Dialami Anak Indonesia

Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas sehingga produksi insulin menjadi rendah atau bahkan tidak ada. Tanpa insulin, glukosa terakumulasi dalam aliran darah. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi.

Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons peningkatan kadar glukosa darah dengan membuat insulin ekstra. Akibatnya, pankreas menjadi kelelahan saat resistensi insulin memburuk.

Baca juga : Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya

"Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya karena banyak minum dengan pemanis buatan, terutama high fruktosa syrup. Ini adalah gula sirup yang banyak dipakai di minuman soft drink," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo Jakarta itu.

Ia menambahkan, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti makanan olahan juga dapat menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).

Piprim menyampaikan diabetes tipe 2, yang lebih banyak terjadi akibat pola hidup tidak sehat, masih bisa diperbaiki sesuai dengan derajat keparahannya.

Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak

Menurut dia, diabetes tipe 2 fase awal bisa dikontrol dengan memodifikasi gaya hidup agar lebih sehat.

"Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting. Intinya, gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal," katanya.

Ia mengatakan anak yang mengalami diabetes tipe 1 umumnya cenderung kurus, sedangkan anak yang menderita diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas.

Baca juga : Edukasi Diabetes Penting Bagi Masyarakat

"Hampir 80% anak-anak diabetes tipe 2 mengalami obesitas," katanya.

Piprim menjelaskan ada pemeriksaan untuk mengetahui tingkat produksi insulin yang bisa dilakukan untuk mengecek status diabetes pada anak.

"Ada pemeriksaan C-peptide untuk memeriksa apakah insulinnya masih diproduksi atau tidak. Jadi, anak diabetes C-peptidenya negatif, insulin negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidenya masih positif, insulinnya masih ada, dia tipe 2," ungkap Piprim.

Piprim mengatakan anak yang didiagnosis mengalami diabetes harus segera mendapat penanganan medis yang tepat.

Ia menjelaskan anak dengan diabetes tipe 1 perlu mendapat terapi insulin. Dokter akan mengajarkan cara pemberian obat suntik dan dosisnya.

Anak dengan diabetes tipe 2 tidak memerlukan injeksi insulin, tetapi harus menjalani perubahan gaya hidup drastis agar kondisinya tidak menjadi kronik dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Dokter menyarankan pengaturan pola makan dan olahraga untuk mengontrol kondisi diabetes tipe 2 pada anak maupun remaja. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya