Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RUTINITAS pengobatan membuat hak anak pejuang kanker untuk bermain menjadi berkurang bahkan tidak terpenuhi karena harus berjuang melawan kanker yang diidapnya. Diperlukan pendampingan psikososial. Salah satu perhatiannya adalah hak untuk anak bermain dan belajar.
"Jadi kita coba memberikan pengalaman untuk tetap bisa bermain karena mereka tuh sehari-hari boleh dibilang kalau masih intens mendapatkan treatment Mereka hanya kegiatannya pulang-pergi, rumah sakit dan rumah. Sementara untuk bermain atau untuk kembali ke sekolah itu sangat terbatas," kata Ketua Pita Kuning Tyas Amalia Yahya kepada Media Indonesia di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).
"Jadi kita ingin tetap hak mereka untuk bermain bisa terpenuhi Makanya kita membuat kegiatan rutin namanya piknik edukatif anak," tambahnya.
Baca juga : 3 Rekomendasi Wisata Murah di Jakarta, Cocok untuk Liburan dengan Keluarga
Secara umum, terdapat dua kelompok kanker pada anak, yakni cair dan padat. Kanker cair atau kanker darah (leukemia), merupakan jenis kanker yang paling sering diidap anak, yakni sebanyak 3.880 (34,8%) dari jumlah kasus. Gejala awal dari leukimia perlu diwaspadai oleh orang tua karena bentuknya menyerupai penyakit biasanya, yakni pucat, demam, pendarahan, mimisan, gusi berdarah, hingga nyeri saat berjalan. Sedangkan untuk gejala dari kanker padat mayoritas dapat dilihat secara kasat mata, dengan memperhatikan jika adanya benjolan pada tubuh anak.
Bagi anak pejuang kanker, perawatan holistik perlu diberikan agar mereka memiliki kekuatan secara fisik dan psikologis untuk melawan kanker. Oleh karena itu, selain perawatan medis, pendampingan psikososial juga perlu diperhatikan dalam pemberian dukungan untuk anak dengan kanker.
Tyas menyebutkan penyakit kanker harus menjalani pengobatan yang lama sehingga harus mengorbankan waktu bermain, belajar, interaksi sosial, hingga komunikasinya yang juga ikut terbatas.
Baca juga : Bermain Sambil Belajar Bisa Bentuk Perilaku Bersih Anak
Sehingga tantangannya adalah untuk bisa memenuhi hak-hak dari bermain dan belajar itu dalam keterbatasan yang mereka miliki. Kemudian mungkin masih adanya stigma di dalam masyarakat bahwa penyakit kanker menular padahal tidak menular.
Tyas menyebut kurangnya bermain pada pejuang kanker membuat anak mudah untuk hilang mood karena usia 0-9 tahun sangat membutuhkan teman. Para penyintas kanker pun menjadi tidak memiliki sarana untuk bercerita, bermain bersama, mengasah skill sosialnya juga untuk bersosialisasi juga jadi terbatas.
"Anak juga lebih cenderung tertutup. Sementara itu mungkin kebutuhan-kebutuhannya yang memang wajar di usia perkembangan anak itu mereka untuk bermain, untuk mengenal teman untuk bersosialisasi," ungkapnya.
Baca juga : FM7 Resort Hotel Hadirkan Kid’s Challenges untuk Anak-Anak
Wow Day berisikan aktivitas bermain bersama untuk membawa keceriaan dan semangat kepada anak-anak yang menghadapi perjuangan melawan kanker. Salah satu kegiatan utama yang diselenggarakan adalah pesta kemenangan dan rasa syukur dimana 22 Anak Pita Kuning menulis cita-cita sebagai wujud peningkatan emosi positif dan menambahkan inspirasi serta harapan.
Di dalamnya juga ada penampilan, hiburan, serta penerimaan kado sebagai penghargaan atas kekuatan yang dimiliki anak-anak atas perjuangan selama ini. Selain itu, bagi orang tua dari anak-anak di Pita Kuning, juga mendapatkan sesi penguatan dan berbagi kisah dalam support group.
"Kami yakin bahwa setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan perawatan holistik yang tidak hanya meliputi aspek medis tetapi juga psikososial dengan dukungan dari Kibar LP-182, kami dapat menyediakan layanan-layanan program pendukung emosional berupa bermain bersama dan penguatan anak serta orang tua yang membantu anak-anak dan keluarga mereka menghadapi tantangan ini dengan lebih baik." jelasnya.
Baca juga : Cegah Delay Pengobatan Leukimia pada Anak
Ketua Pelaksana dari Wow Day dan perwakilan KIBAR LP-182 Cheryll Yudakusuma menyatakan untuk terus mendukung anak-anak pejuang kanker dengan cara yang menyenangkan dan mendidik.
"Kami percaya bahwa pengalaman positif ini akan menambah semangat dan membangun mental anak-anak. Kolaborasi antara Pita Kuning dan Kibar LP-182 menunjukkan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam memenuhi kebutuhan psikososial anak-anak dengan kanker," kata Cherlly.
"Mereka mengundang masyarakat dan pihak lain yang tertarik untuk bergabung dalam upaya ini untuk memberikan dampak positif yang lebih besar bagi anak-anak yang memerlukan dukungan kita," pungkasnya. (Iam/Z-7)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Tema yang diambil dalam buku perdana ini adalah "Bermain dan Permainan pada Pendidikan Anak Usia Dini".
Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 diselenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan. Salah satunya kegiatan bermain bersama yang diikuti anak-anak pengidap dan penyintas kanker.
Di Indonesia, kita sering kali dikelilingi oleh mitos maupun fakta seputar kesehatan anak
Aparsi ketar-ketir akan kehilangan omzet triliunan rupiah dari aturan larangan penjualan produk tembakau atau rokok dalam radius 200 meter dari satuan pendidikan dan tempat bermain anak
Idealnya, usia masuk SD seharusnya bergantung pada kesiapan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Umumnya, anak-anak sudah dapat mengikuti pembelajaran di usia antara 6-7 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved