Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SASKARA kembali menghadirkan koleksi Nusantara yang ke-5, "Bungong Jeumpa", Paduan Warisan Budaya dan Spiritualitas dari Serambi Mekah, Aceh.
Koleksi Nusantara kali ini, SASKARA tidak hanya mengangkat warisan budaya dan keindahan alam Aceh, tetapi juga mengingatkan kembali sebuah simbol spiritual di provinsi Aceh dan kaitannya dengan esensi peristiwa Isra Mikraj yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesepuluh setelah kenabian, sekitar 14 abad yang lalu.
Pada peristiwa itu, Rasullullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina, kemudian naik ke langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu. Shalat lima waktu adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim.
Baca juga : Ada Libur Nasional dan Cuti Bersama, Polda Aceh Sesuaikan Jadwal Pelayanan SIM
CEO sekaligus desainer SASKARA, Andya Kartika menjelaskan, Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekah, karena kedekatannya dengan nilai-nilai Islam dan kekayaan tradisi religiusnya, telah lama menjadi inspirasi bagi pihaknya.
Melalui Bungong Jeumpa, paduan nilai-nilai Islam, tradisi, dan keindahan alam Aceh dibingkai dalam sebuah karya dari SASKARA. Andya melanjutkan,
“Seringkali saat kita berhadapan dengan seseorang yang kita anggap penting, kita berusaha tampil dalam keadaan terbaik, tapi bagaimana saat kita menghadap kepada Sang Maha Pencipta? Pesan itu yang kami coba sampaikan melalui produk-produk SASKARA," kata Andya.
Baca juga : Menag Yaqut : Isra Mikraj Jadi Momentum Agama dan Kemanusiaan Hidup Berdampingan
COO SASKARA Afif Kamal Fiska menambahkan, pemilihan waktu peluncuran yang bertepatan dengan Isra Mikraj, dikhususkan karena koleksi Bungong Jeumpa kali ini terdiri dari 5 pilihan mukena dan scarves.
'Mukena merupakan alat ibadah yang dikenakan muslimah di Indonesia saat shalat, dan Isra Miraj adalah peristiwa Nabi Muhammad SAW mendapat perintah shalat 5 waktu," imbuhnya.
Bungong Jeumpa memiliki desain dua bangunan ikonik yang dibangun pada masa kesultanan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam yakni Masjid Agung Baiturrahman dan Gunongan, yang dibalut dalam rangkaian bunga cempaka yang merupakan simbol representasi dari keanggunan dan kekuatan.
Baca juga : Puan Ajak Masyarakat Jadikan Momen Isra Mikraj untuk Tingkatkan Persatuan Bangsa
Selaras dengan makna dari bunga cempaka, pemilihan nama tiap produk dari koleksi Bungong Jeumpa diambil dari nama-nama pahlawan wanita Aceh, yaitu Dhien, Keumala, Meurah, Meutia dan Puteh. Para pahlawan wanita Aceh ini merupakan simbol keteguhan, kelembutan, dan keanggunan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Selain motif penuh makna, pemilihan kain untuk produk Bungong Jeumpa menggunakan jenis bahan satin silk yang lembut, halus, tidak mudah kusut, dan berukuran kecil saat dilipat. Ditemani pouch berukuran mungil, koleksi kali ini memiliki pelengkap sajadah dengan warna dan motif senada.
Selain produk mukena, Bungong Jeumpa juga hadir dalam varian scarves, yang hadir dalam pilihan bahan voal dan satin.
Baca juga : Jasa Marga Catat Peningkatan Volume Lalu Lintas Transaksi pada Libur Isra Mikraj dan Imlek 2024
Bungong Jeumpa tidak hanya menawarkan keindahan dan kualitas, tetapi juga membawa filosofi mendalam tentang nilai shalat sebagai penghubung antara manusia, Sang Maha Pencipta, dan alam semesta.
Setiap karya yang dihasilkan SASKARA mengajak untuk hadir dalam kondisi terbaik saat berhadapan dengan Sang Maha Pencipta, sebuah nilai yang telah lama dihidupkan dalam kebudayaan Aceh. (Z-5)
Baca juga : Libur Panjang, Jasa Marga Catat 181 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
Pelestarian kebaya mesti didukung pemerintah daerah dan pusat lewat berbagai kebijakan. Salah satunya adalah dengan menetapkan peringatan Hari Kebaya Nasional.
DUA kesenian tradisional masyarakat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kemendikbud-Ristek.
PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) meningkatkan kapasitas para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perajin blangkon di Kota Yogyakarta melalui program pendanaan.
IFFT 2024 bertujuan merayakan dan melestarikan warisan budaya Indonesia yang menyoroti karya seni Tenun Ikat dan Batik serta kain-kain tradisional dari NTT.
Empat warisan budaya asal Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatra Selatan, resmi ditetapkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisional di Kemenkumham.
Aksara Bali, atau dikenal juga dengan sebutan Hanacaraka, merupakan sistem tulisan yang berasal dari pulau Bali, Indonesia
20 finalis peserta Grand Final Photography Competition yang digelar Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) memamerkan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Instruktur parfum bersertifikat Internasional, William Sicher Wijaya menjelaskan single note terdiri dari beberapa family yang biasa dijadikan bahan dasar dalam pembuatan parfum
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Pelaku usaha properti di Provinsi Aceh mendesak agar perbankan konvensional diizinkan kembali beroperasi di wilayah tersebut.
Puncak malam AYTM 2024, para juri menetapkan Ibnu Nusyi asal Aceh Besar untuk kategori laki-laki. Sedangkan, kategori perempuan diraih Syafira Mustaqilla asal Langsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved