Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SAMPAH masih menjadi masalah yang perlu perhatian semua pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun masyarakat. Munculnya pengolahan sampah di beberapa daerah belum mampu menyelesaikan timbunan sampah yang terus bertambah.
Universitas Trisakti ikut ambil bagian dalam pengelolaan sampah melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang didanai oleh Kemendikbudristek.
Baca juga: STIE Kasih Bangsa dan Sarana Jaya Edukasi tentang Sampah
Kegiatan ini dilakukan di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) Harapan Jaya Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, karena menjadi salah satu tempat penyumbang sampah cukup besar, terutama sampah organik dari dapur yang menyiapkan makanan untuk 155 warga binaan sosial (wbs).
"Di antaranya sampah potongan sayur dan buah yang tak terpakai, serta sisa olahan makanan," ungkap perwakilan tim yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trisakti Dra Hartini MM CRP CIFM melalui keterangan tertulisnya, Jumat (8/9).
Selain Hartini, tim ini juga terdiri dari dosen lainnya yakni Dr Ir Ratnaningsih Ruhiyat MT (dosen Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan/FALTL) dan Virginia Suryani Setiadi SSn MDs (dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain/FSRD).
Selanjutnya dari mahasiswa yakni, Nadila Ivanka (mahasiswa Manajemen FEB) dan Muhamad Mufid dan Satrio (mahasiswa Desain Komunikasi Visual FSRD).
"Tim kami melakukan kegiatan ini secara berkesinambungan dimulai pada Juli 2023 sampai Desember 2023," ungkap Hartini.
Baca juga: Pengembangan Industri Pengolahan Sampah Kunci Pengurangan Timbulan Sampah di TPA
Ia menjelaskan skema pemberdayaan berbasis masyarakat itu melibatkan kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terdiri dari gelandangan dan pengemis yang terjaring oleh Dinas Sosial dan ditempatkan di bawah pembinaan PSBK Harapan Jaya.
Pelatihan dan pendampingan dilakukan mulai dari pemilahan sampah organik, yang kemudian dihancurkan dengan mesin pencacah.
"Hasil cacahan sampah bisa diberikan secara langsung pada maggot atau difermentasi untuk menghilangkan bau busuk dan lebih awet," katanya.
Maggot yang sudah siap dipanen dapat dijadikan pakan ternak, termasuk lele yang dibudidayakan di dalam kolam terpal. Adapun sebagian maggot dikeringkan dengan menggunakan mesin oven agar lebih tahan lama.
Kemudian, sampah dari bekas makanan atau kotoran maggot (kasgot) bisa diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan sebagai penyubur tanaman atau sayuran.
Baca juga: Masa Depan Green Economy di Indonesia
Para wbs dan pendamping juga diajarkan memasarkan hasil panen maggot, lele, sayuran dan pupuk melalui media sosial atau biasa disebut dengan digital marketing.
"Dengan kegiatan tersebut, pemanfaatan maggot dan kasgot bukan hanya dapat menekan sampah organik, tetapi dapat menopang green economy," kata Hartini.
Ia berharap melalui kegiatan PkM ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tapi juga membuat tenaga terampil bertambah dan kesejahteraan wbs bisa meningkat.
Kepala PSBK Harapan Jaya Sri Utami memberikan apresiasi kepada tim PkM Universitas Trisakti yang ikut andil memberikan pengetahuan bagi para wbs sehingga mereka memiliki keterampilan sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat.
"Diharapkan pendampingan dapat dilakukan terus menerus sampai wbs siap melanjutkan kegiatan secara mandiri," tutupnya. (RO/S-2)
Warga harus melihat maggot sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual karena sudah banyak aplikasi yang bersedia membeli hasil budi daya maggot dengan harga baik.
Pemkab) Tangerang kembali meresmikan Kampung Tematik “TEMPE” (Tempat Edukasi Maggot dan Pembedayaan Ekonomi) yang berlokasi di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kegiatan itu dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan program matching fund (Kedaireka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2022.
Mini plant budi daya maggot dan alat pencacah sampah organik ini diserahkan kepada tiga panti sosial milik Dinas Sosial DKI Jakarta
Bila budi daya maggot ini berhasil dan berkembang, sampah organik dari rumah tangga bakal dihargai dengan rupiah.
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved