Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hartono Gunardi menyarankan agar para calon ibu melakukan vaksinasi tetanus toxoid guna melindungi bayi yang baru lahir dari risiko penyakit tetanus.
Vaksinasi ini dapat dilakukan saat ibu memasuki masa kehamilan di trimester kedua. Namun, alangkah lebih baik apabila ibu mendapatkan vaksin tetanus sebelum masa kehamilan.
"Kita mesti mempersiapkan diri kita (untuk calon pengantin) antara lain (vaksin) tetanus toxoid. Kalau sekarang mungkin lebih bagus Td (tetanus dan difteri). Kalau mau lebih lengkap lagi (vaksin) Tdap (tetanus, difteri, pertusis)," kata Hartono, dikutip Senin (15/5).
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Ibu Hamil Perlu Vaksin Influenza
Hartono mengingatkan risiko dan bahaya infeksi tetanus yang mungkin dapat terjadi pada bayi jika calon ibu tidak pernah mendapatkan vaksin tetanus semasa kecilnya, ditambah tidak juga mendapatkannya saat masa hamil.
Risiko tetanus rentan terjadi saat proses pemotongan tali pusar bayi dengan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
Bahkan, di beberapa daerah, masih ada masyarakat yang melakukan tradisi perawatan tali pusar bayi dengan mengoleskan abu dapur. Padahal, tradisi ini rentan menimbulkan infeksi terutama jika ibu tidak mendapatkan vaksin tetanus.
Baca juga: Orangtua Dipastikan tidak Perlu Takut Efek Samping Imunisasi Anak
Hartono menganjurkan agar para ibu dapat mengakses vaksin tetanus jenis Tdap mengingat kombinasinya yang lengkap, terutama juga untuk mencegah pertusis atau batuk rejan pada bayi baru lahir.
Dia menjelaskan bayi memiliki antibodi yang masih relatif rendah apalagi jika bayi belum mendapatkan imunisasi sama sekali sehingga akan lebih mudah tertular pertusis. Penyakit pertusis dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas atau tidak bernapas sama sekali.
"Pada saat bayi belum diimunisasi, bayi tersebut rentan. Kalau (misalnya) kakaknya sekolah lalu ketemu anak pertusis, (dia) bawa kumannya ke rumah, dia batuk di depan bayinya, dia (bayi) bisa terkena pertusis," kata Hartono.
Selain vaksin tetanus, Hartono juga menambahkan pentingnya bagi calon ibu untuk mendapatkan vaksin MR (measles dan rubella) yang dilakukan sebelum masa kehamilan atau minimal tiga bulan sebelum program kehamilan.
Di luar vaksin, calon ibu menyiapkan aspek kesehatan lainnya sebelum hamil termasuk kecukupan gizi dan suplementasi asam folat untuk mencegah bayi lahir cacat.
"Jangan lupa sebelum hamil harus mempersiapkan diri. Calon ibu itu tidak boleh kurang gizi, anemia, kemudian mesti diberikan suplementasi asam folat. Dan imunisasinya minimal dua itu (vaksin tetanus dan MR), kalau mau dilengkapi yang lain itu alangkah baiknya seperti HPV dan yang lain juga," pungkas Hartono. (Ant/Z-1)
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Pemberian vaksin HPV untuk laki-laki tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan pria, tetapi juga berpotensi melindungi pasangan wanita dari risiko kanker serviks.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Kelompok usia lebih lanjut memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dengan usia dewasa muda sehingga memungkinkan tingginya risiko terkena penyakit.
Sifat vaksin cacar api itu berbeda dengan vaksin yang menggunakan virus hidup yang sudah dilemahkan.
DIREKTUR Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prima Yosephine menjelaskan menciptakan kekebalan kelompok bebas polio
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
Para profesor kesehatan masyarakat Israel menyatakan gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk melindungi bayi di Gaza dan Israel dari epidemi polio.
Kombinasi vaksinasi pada usia muda dan deteksi dini rutin pada wanita yang sudah berhubungan seks akan mampu menurunkan kejadian kanker serviks.
Vaksin polio tidak memiliki laporan KIPI atau kejadian setelah imunisasi serius.
Kemenkes RI menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis Bagi Jamaah Haji dan Umrah.
Baru 144 Pemda yang telah mengeluarkan Instruksi Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio serta Surat Keputusan (SK) untuk Tim/Satgas/Pokja PIN Polio.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved