Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PSIKOLOG Alsi Mega Marsha Tengker, yang merupakan pengurus pusat Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) mengingatkan rumah harus menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.
"Penting sekali agar merasa aman, merasa nyaman, betah di rumah, bareng sama anak-anak, itu akan jadi momen yang sangat berharga," kata perempuan yang akrab disapa Caca Tengker itu saat bertemu media, Selasa (14/3).
Caca mengatakan, orangtua berperan penting untuk membangun suasana aman dan nyaman di rumah, sehingga tercipta kebersamaan yang hangat di keluarga. Selain itu, suasana rumah yang baik juga tentu akan berpengaruh positif terhadap psikologis seluruh anggota keluarga.
Baca juga: Belajar Matematika Juga Bantu Kembangkan Soft Skill Anak
Hal yang dapat dilakukan, menurut Caca, adalah memastikan bahwa setiap ruangan yang ada di rumah memiliki fungsi yang sesuai dengan kebutuhan.
"Kita cari tahu dulu apa yang dibutuhkan, kita penuhi itu dulu baru kita pikirkan ekstranya. Jangan kebalikannya, kiat pikiran estetikanya dulu tapi fungsinya enggak ada. Ketika semua kebutuhan sudah terpenuhi, yang lain jadi bonus," ujarnya.
Sebagai contoh, Caca bercerita rumahnya memiliki tiga kamar. Ketiga kamar itu ia fungsikan sebagai kamar tidur utama, kamar anak, dan ruang bermain.
Baca juga: Gaya Hidup Sebabkan Adanya Tren Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja
"Rumah aku ini cuma ada tiga kamar. Aku enggak bagi rata jadi satu anak satu kamar, tapi aku memberikan fungsi satu kamar itu sebagai tempat bermain, karena buat aku, anak-anak lebih banyak bermain dan tidur sama aku. Jadi mereka butuh satu kamar saja," tutur Caca.
"Harapannya biar mereka tahu kebutuhan dan kesiapan mereka sendiri, bahwa kebutuhan dan kesiapan setiap orang itu beda, dan adil itu bukan berarti sama rata," katanya.
Selain itu, Caca mengatakan menata kembali isi rumah agar lebih rapi juga dapat menjadi salah satu cara agar rumah menjadi lebih nyaman. Jangan lupa untuk melibatkan anak dalam aktivitas tersebut.
Menurut dia, dengan melibatkan anak, anak akan lebih peka dan paham terhadap apa yang benar-benar dia butuhkan. Selain itu, ikatan orangtua dan anak juga dapat lebih erat. (Ant/Z-1)
Pada semester I 2023 pencari properti usia 25 sampai 34 tahun atau yang termasuk dalam generasi Milenial meningkat 78,5%.
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Rumah bergaya klasik Eropa menjadi rumah elegan yang tidak akan tergerus zaman dan diminati peminat di kelasnya, terlebih keluarga muda mapan.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
BP Tapera menyelenggarakan evaluasi kinerja bank penyalur Pembiayaan Tapera Periode 1 dan FLPP Periode Q-2 Tahun 2024 pada 22-23 Juli 2024 di Jakarta.
Efek buruk dari rumah yang negatif bisa memicu permasalahan rumah tangga seperti terjadi perselingkuhan, KDRT, tidak harmonis dan saling tidak mengerti.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved