Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DOLAR mencapai level tertinggi selama satu tahun pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB (13/10), di tengah ekspektasi Federal Reserve AS akan mengumumkan pengurangan program pembelian obligasi besar-besaran bulan depan, dan kekhawatiran atas melonjaknya harga-harga energi juga mengirim investor ke mata uang aman greenback.
Imbal hasil surat utang dua tahun AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari 18 bulan, karena investor menjual surat utang AS, memperhitungkan bahwa lonjakan harga energi akan memicu inflasi dan menambah tekanan pada Fed untuk mengambil tindakan lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Fokus saat ini adalah suku bunga obligasi pemerintah," kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com. "Pasar-pasar kredit sedang mengantisipasi dimulainya tapering, saya kira, pada November."
Investor akan mengamati data Indeks Harga Konsumen AS pada Rabu waktu setempat dan data penjualan ritel pada Jumat (15/10) untuk petunjuk lebih lanjut tentang kapan Fed mungkin mulai mengurangi stimulusnya.
"Datanya akan sangat besar," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.
"Angka-angka ini akan berbicara tentang prospek inflasi, serta sejauh mana pertumbuhan kuartal ketiga kemungkinan akan melambat. Jadi, jika kita mendapatkan informasi lain tentang inflasi besok, itu akan cenderung memperkuat tapering tahun ini dan mungkin menyebabkan pasar menyempurnakan ekspektasi saat kita bisa melihat kenaikan suku bunga," katanya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, menyentuh 94,563, tertinggi sejak akhir September 2020.
Lonjakan imbal hasil AS mendorong investor untuk membuang yen Jepang terhadap dolar, yang mengakibatkan penurunan harian terbesar kedua dalam mata uang Jepang pada Senin (11/10).
Karena imbal hasil obligasi pemerintah naik lebih lanjut pada Selasa (12/10), dolar mencapai level tertinggi tiga tahun versus yen, yang telah jatuh 4,0 persen versus greenback dalam tiga minggu.
"Pendorong utama dari langkah ini adalah kenaikan lebih lanjut yang telah kita lihat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS - jadi ini adalah cerita yang cukup sederhana tentang perbedaan suku bunga yang melebar ... menambah daya tarik carry trade," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank.
Survei sentimen pasar bulanan Deutsche Bank bulan ini mencatat bahwa sebagian besar responden memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dari level saat ini.
Dolar juga menguat terhadap euro, dengan mata uang bersama turun 0,23 persen pada 1,1525 dolar AS, terendah sejak Juli 2020 karena kenaikan harga energi memicu kekhawatiran inflasi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Minyak melewati 84 dolar AS per barel, mendekati level tertinggi tiga tahun, sebelum sedikit berkurang, karena rebound permintaan global setelah pandemi terburuk menyebabkan lonjakan harga dan kekurangan sumber energi lain. Batu bara telah mencapai rekor tertinggi dan harga gas tetap empat kali lebih tinggi di Eropa dibandingkan pada awal 2021.
Indikator sentimen ekonomi ZEW di Jerman tergelincir untuk bulan kelima, yang terbaru dari serangkaian indikator yang menunjukkan hambatan pasokan menahan pemulihan di ekonomi terbesar Eropa itu.
Dolar Australia yang terkait komoditas naik 0,16 persen pada 0,7357 dolar AS.
Di pasar mata uang kripto, Bitcoin turun 3,02 persen menjadi 55.750 dolar AS. Ether, uang kripto terbesar kedua di dunia turun 1,38 persen menjadi 3.495 dolar AS. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Dua Tahun Pandemi, Dua UKM Ini Tetap Bertumbuh Positif
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved