Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Sebuah studi yang dirilis Kongres Psikiatri Eropa di Paris menghadirkan fakta yang menggelitik. Para peneliti menyebutkan, meski bagi sebagian besar orang mungkin menjijikan, mengendus bai ketiak ternyata bisa meredakan kecemasan sosial.
Dari penelitian tersebut, ilmuwan telah menemukan bahwa bau dari keringat orang lain dapat membantu mengatasi kondisi kecemasan ketika bersosialisasi dengan banyak orang. Ketakutan yang luar biasa terhadap situasi sosial biasanya berkembang selama masa remaja dan dapat memiliki implikasi jangka panjang. Gejalanya meliputi rasa sakit, muka memerah, gemetar, atau bahkan serangan panik.
"Keadaan pikiran kita menyebabkan kita menghasilkan molekul (atau sinyal kemo) dalam keringat yang mengomunikasikan keadaan emosi kita dan menghasilkan respons yang sesuai di penerima. Hasil studi pendahuluan kami menunjukkan bahwa menggabungkan sinyal kemo ini dengan terapi mindfulness tampaknya menghasilkan hasil yang lebih baik dalam mengobati kecemasan sosial daripada yang dapat dicapai dengan terapi mindfulness saja,” kata pemimpin studi Elisa Vigna dari Institut Karolinska di Swedia, seperti dikutip dari Study Finds, Senin (27/3).
Baca juga: Wajib Miliki Mental Yupi, Bersikap Lentur dan Mampu Bangkit Lagi Saat Gagal
Penderita yang menerima gabungan perawatan tersebut dapat membantu mereka lebih menikmati momen dengan berfokus pada indera mereka dan berkonsentrasi pada pernapasan mereka.
“Kami menemukan bahwa individu yang melakukan satu sesi perawatan terapi mindfulness bersamaan dengan terpapar bau tubuh manusia menunjukkan penurunan skor kecemasan sekitar 39%. Sebagai perbandingan, pada kelompok yang hanya menerima mindfulness (yaitu, kelompok kontrol) kami melihat penurunan skor kecemasan sebesar 17% setelah satu sesi perawatan,” ujar Vigna.
Baca juga: Studi: Meditasi Mindfulness Sama Efektif dengan Minum Pil Penenang
Selain itu, tim mengumpulkan sampel keringat saat orang menonton klip pendek dari film seperti film horor "The Grudge" dan komedi seperti "Mr. Liburan Bean” dan “Sister Act.” Peneliti melakukan ini untuk melihat apakah reaksi tertentu saat berkeringat memiliki efek yang berbeda.
Responden terdiri atas 48 pasien, semua wanita berusia antara 15 dan 35 tahun, dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari 16 orang. Mereka selama dua hari, menjalani terapi mindfulness untuk kecemasan sosial. Mereka secara bersamaan terpapar salah satu bau yang berbeda sementara kelompok kontrol hanya terpapar udara bersih.
“Kami menemukan bahwa wanita dalam kelompok yang terpapar keringat dari orang-orang yang telah menonton film lucu atau menakutkan, merespons terapi mindfulness lebih baik daripada mereka yang tidak terpapar. Kami sedikit terkejut saat mengetahui bahwa keadaan emosional orang yang mengeluarkan keringat tidak berbeda dalam hasil pengobatan,” ujarnya.
Vigna menyebutkan keringat yang dihasilkan saat seseorang bahagia memiliki efek yang sama dengan seseorang yang takut dengan klip film. Jadi mungkin ada sesuatu tentang sinyal kemo manusia dalam keringat secara umum yang memengaruhi respons terhadap pengobatan.
(Z-9)
Hanya sebagian orang yang tahu bahwa ada jenis batuk psikogenik (psikis) atau batuk yang disebabkan karena faktor psikologi.
Kebahagiaan adalah pilihan hidup yang melibatkan kondisi pikiran dan perasaan kesenangan serta ketentraman. Berikut 5 kiat tingkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
PEMBANGUNAN Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru mencapai 15% sejak awal pembangunannya memunculkan ketidakpastian penugasan ASN
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri merawat psikis anggota. Hal ini menyusul banyaknya anggota yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
PAKAR psikologi forensik Reza Indragiri menyebut kasus bunuh diri dikalangan personel kepolisian memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat sipil.
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
Masalah kesehatan mental kini sudah mendunia. Diperkirakan satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki akan mengalami depresi berat dalam hidupnya.
Penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Jateng, banyak di antara siswa atau siswi jenjang SMA sederajat mengalami gejala gangguan mental.
PERMASALAHAN judi online tidak hanya terkait perspektif ekonomi. Masalah ini juga terkait perspektif kesehatan mental hingga problem sosial.
Meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved