Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOALISI Indonesia Bersatu (KIB) yang dibesut bersama Partai Golkar, PAN, dan PPP terancam bubar usai PPP mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan yakni Ganjar Pranowo. Di sisi lain, PAN juga tampak mengambil ancang-ancang untuk mengikuti jejak PPP.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, Partai Golkar lebih potensial jika merapat ke Gerindra-PKB. Golkar punya kesempatan untuk mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres).
“Satu sisi koalisi Prabowo cenderung di restu Jokowi jika dibandingkan Koalisi Perubahan. Dengan Prabowo, Golkar bisa mendapat peluang Cawapres, meskipun ada PKB di sana tetapi porsi suara jelas Golkar yang bisa diutamakan,” ujar Dedi hari ini (2/5).
Baca juga: Kalah Saing, Peluang Terbesar Airlangga Adalah Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Golkar adalah partai ketiga pemenang pemilu di 2019. Suara Golkar besar dan akan bermanfaat bagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Gerindra-PKB. Beberapa hari lalu, Ketum Airlangga bertandang ke Partai Demokrat, anggota Koalisi Perubahan, yang mengusung capres Anies Baswedan. Menurut Dedi, peluang Golkar ke Koalisi Perubahan.
“Golkar terlihat heroik jika justru mendukung koalisi Perubahan, karena poros suara di Pemilu 2024 akan sama dengan 2019, di mana hanya ada dua kubu, pro pemerintah dan kontra,” sebut Dedi.
Baca juga: Jokowi Dinilai Kebablasan Bahas Capres di Istana
Namun sebagai partai pendukung Presiden Jokowi, jalan yang paling mudah adalah merapat ke PDIP. “Jika sama-sama inginkan jalan yang mudah, maka sekalian saja Golkar bergeser ke PDIP. Karena simbol pertarungan ke depan antara Anies dan Ganjar. Prabowo berada di tengah seteru itu,” tandas Dedi
Sementara itu, peneliti senior riset politik dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Lili Romli menilai Partai Golkar saat ini tengah berada pada persimpangan jalan.
“Ya betul, tampaknya Golkar berada pada posisi di persimpangan. Dengan hengkangnya PPP, yang bisa jadi nanti disusul oleh PAN ke PDIP, Golkar menjadi posisi yang serba sulit dan bimbamg,” terang sosok dengan profesor itu.
Lili menilai Golkar tidak patut terjebak dalam kebimbangan. Sebagai partai dengan kekuatan besar, Golkar seharusnya mampu melakukan lobi politik dengan koalisi lain seperti Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) maupun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR)
"Menurut saya mestinya, Golkar tidak harus terjebak dalam posisi di persimpangan tersebut. Ini karena Golkar merupakan kekuatan ke 3 di parlemen sehingga bisa menjadi modal politik untuk lobby dan negosiasi dengan partai koalisi, apakah Koalisi Perubahan atau KKIR,” tandasnya.
Lili menegaskan Golkar sebagai partai moderat lebih mudah untuk merapat ke koalisi mana pun. “Jadi sebenarnya, Golkar mau bergabung dengan partai manapun akan diterima karena ia sebagai partai moderat, partai tengah. Sehingga ia bisa gabung dengan KP atau KKIR,” tegasnya.
Kendati demikian, Golkar juga harus mau untuk tidak memaksakan kehendak dengan mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres). Menurut Lili, kader lain pun bisa diajukan untuk posisi cawapres.
“Asal untuk posisi cawapres tidak harus pak Airlangga, bisa dengan kader lain yang berasal dari Golkar. Dengan posisi tersebut, Golkar bisa diterima di dua koalisi tersebut, baik di KPP maupun KKIR. Ini karena yang diusung bukan ketum-nya sehingga bisa diterima,” sambungnya.
Lili mengajukan alasan Ketum Airlangga Hartarto sebaiknya tidak harus maju sebagai cawapres. Pertama, elektabilitas yang relatif rendah. Kedua, jika dipaksakan akan berpotensi menimbulkan kecemburuan partai lain. (RO/Z-7)
KIM plus digunakan karena NasDem, PKB, dan PKS belum resmi bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo-Gibran sehingga masih ditambah embel-embel plus.
Partai Gerindra tak mempermasalahkan Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkoalisi di Pilkada Banten 2024.
Partai Golkar tampak menutup kemungkinan untuk mengusung Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep untuk maju sebagai bakal calon gubernur di Pilgub DKI Jakarta.
KAPOLDA Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi dikabarkan bakal maju di Pilgub Jateng 2024. Luthfi masih terganjal aturan lantaran masih jadi polisi aktif. Partai Golkar belum mengusung Luthfi
PARTAI Golkar mengeluarkan surat keputusan kepada 10 pasangan calon yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
KETUA Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai pemerintah perlu mengkaji kembali anggaran untuk partai politik (parpol).
BMK 1957 mengajukan nama-nama kader terbaik organisasi sayap pemuda Kosgoro 1957 ikut seleksi calon anggota KPID DKI Jakarta.
Jusuf Hamka punya popularitas yang tinggi, lalu aksesibilitas juga sangat oke karena bisa diterima oleh warga Jakarta.
BAKAL calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diramal menghadapi lawan tangguh di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
DPP Golkar telah mengeluarkan surat tugas kepada kader internal, Jusuf Hamka sebagai Bacawagub di Pilkada Jakarta pada 27 November 2024.
ADA dua nama calon potensial yang masuk dalam survei kedua Golkar untuk Pilkada Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Dua nama tersebut ialah Gunardi dan Faisal.
Komunikasi Golkar dengan Gerindra terjalin baik. Golkar rajin berkomunikasi dengan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved