Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pemimpin Merakyat Masih Jadi Pilihan untuk 2024

Tri Subarkah
21/3/2023 12:53
Pemimpin Merakyat Masih Jadi Pilihan untuk 2024
Ilustrasi(antara/Fikri Yusuf)

PEMILIH muda dalam gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 cenderung akan memilih calon pemimpin yang memiliki integritas dan bebas korupsi. Kendati demikian, citra merakyat juga masih relevan untuk menggaet suara mereka. Demikian disampaikan peneliti Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad.

"Yang dimaksud merakyat itu adalah si pemimpin ini dinilai sebagai bagian dari meraka (pemilih muda), jadi tidak berjarak, bukan bagian dari elite," ujar Saidiman kepada Media Indonesia, Selasa (21/3).

Menurutnya, citra merakyat tidak serta merta dipersepsikan sebagai sikap antikorupsi. Oleh karena itu, kombinasi citra merakyat dan integritas yang baik dapat menjadi strategi untuk mendulang suara pemilih muda. Ia berpendapat, kedua kualitas tersebut lebih diprioritaskan ketimbang calon pemimpin yang berwawasan luas maupun religius.

Baca juga: Masyarakat NTT di Jabodetabek Nyatakan Dukungan untuk Anies Baswedan

Lebih lanjut, ia juga menerangkan bahwa selera pemilih muda sejalan dengan pemilih secara umum. Namun, pemilih muda memiliki preferensi lain yang lebih spesifik yang dilihat dari calon pemimpin.

"Ada kecenderungan poin-poin tertentu yang lebih menonjol, misalnya isu lingkungan dan penciptaan lapangan kerja. Itu, kan, terkait langsung dengan kepentingan anak muda," jelas Saidiman.

Baca juga: Polarisasi Politik Nyata, Pengamat Sebut Kekhawatiran Jokowi Terbukti

Oleh karena itu, ia mengatakan partai politik tidak boleh mengabaikan aspirasi pemilih muda. Apalagi, jumlah pemilih berusia antara 17-39 tahun diproyeksikan mencapai 60% pada Pemilu 2024 mendatang.

"Pekerjaan rumah terbesar sesungguhnya ada pada partai politik, bagaimana mereka memajukan calon-calon yang memenuhi ekspektasi anak-anak muda," tandasnya.

Sebelumnya, Centre for Strategis and International Studies (CSIS) merilis survei yang menunjukkan adanya perubahan persepsi pemilih muda terhadap sosok pemimpin nasional, yakni dari yang bercitra merakyat dan sederhana pada Pemilu 2019 menjadi jujur dan antikorupsi pada 2022. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya