Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SAID Aqil Siradj resmi menyatakan kesediaannya untuk mencalonkan lagi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. Ia berjanji akan terus menjaga NU dalam menegakkan Islam yang moderat dan toleran. "Bahkan prinsip NU adalah mayoritas melindungi mayoritas. Kita yang mayoritas ini berkewajiban melindungi minoritas. Tidak sedikit pun mayoritas menginjak yang minoritas. Sama sekali tidak ada itu," ucap Said Aqil dalam konferensi pers di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).
Menurutnya, pimpinan NU sejak dulu boleh saja berganti-ganti namun prinsip wasathiyah tidak pernah berubah. NU juga terus menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia).
Said menegaskan NU juga akan terus menegakkan Islam berperadaban serta antiradikalisme, antiekstremisme, dan antiterorisme.
"NU tetap sebagai organisasi Islam besar yang menegakkan Islam berperadaban, Islam yang toleran dan moderat, Islam yang santun dan ramah. Antiradikalisme, antiekstremisme, apalagi sampai terorisme," ucapnya.
Said Aqil juga menjanjikan akan terus meningkatkan program pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di NU. Selain itu, ia juga berjanji menjalankan perintah ulama sepuh untuk membawa NU menjadi berkah dan maslahat di dunia Islam. "Saya berkali kali mengatakan saya menjaga NU dari gerakan-gerakan liberal atau radikal. Liberal dalam arti jauh dari ulama, jauh dari pesantren, jauh dari kitab-kitab kuning bahasa gampangnya. Saya jaga NU tidak boleh menjauhi itu semua," ujarnya.
Selain itu, Said juga bakal menjaga sikap PBNU terkait isu Palestina. Ia menyatakan PBNU akan tetap tak mengakui Israel. PBNU, ujarnya, akan terus mendesak pengakuan untuk Palestina dan terciptanya perdamaian. "Selama mereka (Israel) belum mengakui negara Palestina maka PBNU tidak mengakui negara Israel. Kalau sudah saling mengakui ayo kita hormati perdamaian itu. Tapi yang betul-betul perdamaian hakiki bukan politik diplomasi," pungkasnya. (OL-8)
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Pembentukan pansus PKB itu diinisiasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah mengkaji kemungkinan untuk dapat menerima izin usaha pertambangan (IUP). Khususnya ihwal status MUI apakah masuk kategori ormas keagamaan.
BANGSA Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya Bapak Hamzah Haz seorang pemimpin muslim yang salih, santun, istikamah (konsisten), dan teguh dalam pendirian.
Surat pelarangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel yang terbit di masa Kiai Said ditegaskan kembali pada masa kepengurusan Gus Yahya.
PBNU berpandangan tanah yang telah dikelola oleh warga Pulau Rempang, Batam, selama bertahun-tahun, maka hukum pengambilalihan tanah itu oleh pemerintah adalah haram.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu datang menemui Presiden Joko Widodo untuk melaporkan hasil Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Lampung pada 22-24 Desember lalu.
"Gus Yahya adalah simbol kekuatan kader muda NU. Ini menjadi bukti bahwa regenerasi berjalan dengan baik," kata Rumadi.
“Hasil ini bagi pemerintah sangat menggembirakan, sangat menyenangkan karena bagi pemerintah NU selama ini dianggap dan dinyatakan sebagai mitra pemerintah yang paling setia."
TERPILIHNYA Gus Yahya menjadi Ketum PBNU, mengingatkan Gubernur Ganjar pada sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Menurutnya, hasil Muktamar Ke-34 Nahdlatul ulama (NU) cukup menggembirakan dan menyenangkan bagi pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved