Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ma'ruf Amin Sayangkan Berita Hoaks akan Diganti BTP

Antara
16/2/2019 15:40
Ma'ruf Amin Sayangkan Berita Hoaks akan Diganti BTP
(ANTARA/Aji Styawan)

CAWAPRES nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, menyatakan menyayangkan adanya berita dan grafis di sebuah koran dan beberapa media lainnya yang memberitakan informasi hoaks tentang dirinya akan diganti Basuki Tjahaja Purnama (BTP).

"Orang yang memprediksi hal demikian, mungkin sedang ngalamun. Sayamenyayangkan kalau institusi pers sampai terbawa lamunan," kata KH Ma'ruf Amin, di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Sabtu (16/2), sebelum berangkat menuju ke Purwakarta dan Cimahi, Jawa Barat.

KH Ma'ruf Amin beserta rombongan, melanjutkan kegiatan safari politik ke Kabupaten Purwakarta dan Kota Cimahi, pada Sabtu hari ini, guna menguatkan konsolidasi dukungan partai politik dan para relawan.

Sebelumnya, koran Indopos dan beberapa media lainnya memberikan soal kemungkinan KH Ma'ruf Amin akan diganti dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dan kainnya dengan beberapa nama lain.

"Saya menyayangkan, bahwa pers terbawa lamunan. Saya ini kan sangat menghormati pers, bergaul dengan pers, harusnya pers itu kan tidak membuat berita-berita yang aneh-aneh," kata Kiai Ma'ruf.

 

Baca juga: Jokowi Tepis Isu Ma’ruf Amin akan Digantikan BTP jika Terpilih

 

Kiai Ma'ruf mengingatkan, laporan pers yang aneh-aneh itu rentan digunakan pihak tertentu sebagai suatu isu kampanye hitam dan kebohongan atau pers dapat dijadikan alat kepentingan kelompok tertentu. 

"Karena itu, saya mengimbau pers supaya memberitakan sesuatu yang faktual, logis, rasional. Jangan orang 'ngalamun' diberitakan," kata Kiai Ma'ruf.

Musytasar PBNU ini menambahkan, kalau itu orang-orang yang berandai-andai diberitakan, akan banyak sekali pengandaiannya. 

"Pers sebaiknya tidak berandai-andai," katanya.

Kiai Ma'ruf menegaskan, mengganti seorang presiden atau wakil presiden itu tidak semudah membalik telapak tangan. Ada mekanisme yang jelas dan diatur di dalam konstitusi. 

"Lamunan dalam berita Indopos itu, tidak benar," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya