Negara Boros

04/2/2025 05:00
Negara Boros
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

IBARAT pepatah, besar pasak daripada tiang. Itulah kondisi pengelolaan negara Indonesia yang sejak Orde Baru hingga saat ini, pascareformasi, pemborosan anggaran negara masih belum terpecahkan. Selit belit.

Pemborosan anggaran negara ini mengakibatkan kebocoran anggaran. Seperti air, mengalir sampai jauh tak keruan. Seiring dengan itu, para koruptor pun berpesta pora.

Para pencoleng uang negara itu bekerja secara terstruktur, sistematis, dan masif. Mereka beroperasi sejak dari hulu dengan 'mengawal' pada tahap perencanaan anggaran. Celakanya, 'pengawalan' anggaran itu dilakukan secara 'sempurna' melibatkan pihak eksekutif dan legislatif.

Mendiang begawan ekonom yang juga ayahanda Presiden Prabowo Subianto, Sumitro Djojohadikusumo, pada 1993 pernah merisaukan kebocoran dana pembangunan. Menurutnya, kebocoran anggaran negara saat itu sebesar Rp30% atau hampir Rp8 triliun. Mengerikan.

Narasi penghematan anggaran selalu didengungkan dari satu rezim ke rezim berikutnnya. Namun, hal itu tak kunjung membuahkan hasil. Meski sudah diterbitkan regulasi penghematan anggaran, ada saja siasat penyelenggara negara untuk mengakalinya.

Kini, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan jurus yang sama. Presiden kedelapan Republik Indonesia itu mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Negara dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.

Dari kebijakan itu, penghematan belanja negara yang ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintahan dari pusat sampai daerah diperkirakan sebesar Rp306,695 triliun. Angka itu terdiri atas penghematan APBN 2025 sebesar Rp256,10 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp50,595 triliun.

Penghematan hanya menyasar belanja yang bersifat seremonial, kajian, studi banding, pencetakan, publikasi, dan seminar/diskusi.

Selain itu, penghematan belanja honorarium melalui pembatasan jumlah tim dan besaran honorarium yang mengacu pada Peraturan Presiden mengenai Standar Harga Satuan Regional. Belanja perjalanan dinas juga 'disembelih' sebesar 50%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi merilis daftar 16 belanja yang harus dipangkas kementerian/lembaga (K/L).

Penghematan anggaran mulanya untuk melapangkan jalan makan bergizi gratis (MBG) yang membutuhkan dana tambahan sebesar Rp100 triliun untuk menjangkau 82,9 juta penerima hingga akhir 2025. Anggaran MBG yang sudah diketok palu saat ini sebesar Rp71 triliun.

Namun, banyak program populis Prabowo lainnya membutuhkan fulus untuk mengeksekusinya, seperti pembiayaan tiga juta rumah per tahun dengan sebesar Rp35 triliun. Prabowo mengultimatum program penghematan anggaran itu tuntas pada 14 Februari mendatang.

Di samping program populis sesuai dengan janji kampanye yang harus ditunaikan, Prabowo juga pusing tujuh keliling membayar pokok utang dan bunga jatuh tempo pada tahun ini sebesar Rp1.353 triliun.

Prabowo diwarisi utang luar negeri segunung dari Jokowi sebesar Rp8.500 triliun akibat kebijakan Jokowi yang ugal-ugalan selama memerintah Republik ini.

Tak hanya itu, Prabowo juga dipastikan pusing sendiri karena 'kabinet gemoi' yang dibuatnya. Semula era Jokowi jumlah kementerian sebanyak 34, kini Prabowo mengangkat 109 orang dalam Kabinet Merah Putih. Rinciannya, 48 menteri, 5 pejabat setingkat menteri, dan 56 wakil menteri.

Dengan jumlah pejabat sebanyak itu, tentu membutuhkan anggaran, sumber daya manusia, dan kantor. Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi kabinet gemuk Prabowo bakal memboroskan anggaran hingga Rp1,95 triliun.

Dalam konteks penghematan di tengah defisit yang terus melebar, Prabowo harus berani mengevaluasi kementeriannya yang tambun itu. Setelah 100 hari pemerintahannya, mantan Danjen Kopassus itu tentu sudah tahu kinerja para pembantunya, termasuk efektivitas kementeriannya yang memiliki dua sampai tiga wakil menteri.

Sejauh ini publik belum mengetahui pembagian tugas dua dan tiga wamen dalam kementerian. Sama tidak jelas dengan pembagian kerja bos mereka, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Penghematan anggaran semestinya menjadi momentum perubahan tata kelola anggaran menuju lebih baik.

UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan asas-asas umum pengelolaan keuangan negara, yakni akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Prabowo yang bercita-cita mati sebagai patriot tentu tidak akan membiarkan politik balas budi berujung mudarat. Rakyat mengharapkan Prabowo tampil beda dari 'Mulyono'. Prabowo harus menjadi 'macan', bukan 'meong' yang tunduk pada oligarki. Warisan 'Mulyono' yang buruk, seperti pagar laut dan sertifikasi laut, harus segera dituntaskan.

Reformasi birokrasi ialah kunci pengelolaan pemerintahan. Reformasi dimulai dari jiwa reformis sang pemimpin. Kepemimpinan yang inovatif, progresif, berkomitmen pada hukum dan etika dari sosok Prabowo akan bisa menyulap pertumbuhan ekonomi dari 5% ke 8% year on year (yoy) secara berkelanjutan.

Walakin, pencapaian angka itu hanya ilusi jika business as usual. Padahal, angka 8% itu mutlak diperlukan agar Indonesia keluar dari status negara middle income trap menuju negara maju.

Prabowo jangan seperti yang dikhawatirkan Nikita Krushchev, negarawan dari Uni Soviet. "Politisi semuanya sama. Mereka berjanji untuk membangun jembatan meski tidak ada sungai," kata Nikita. Tabik!

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima