Jejak Barbar Akun Fufufafa

17/9/2024 05:00
Jejak Barbar Akun Fufufafa
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DUA pekan ini jagat media dikejutkan dengan dimunculkan kembali akun Fufufafa yang semula berseliweran di Kaskus pada 2014-2019.

Kehebohan awalnya mencuat di ranah media sosial X kemudian merambah media mainstream. Semua media sibuk menerka siapa pemilik akun anonim tersebut. Sejumlah analisis dari jejak digital yang ditemukan netizen dan pakar telematika Roy Suryo menyebutkan akun misterius itu diduga milik wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Terlepas dari siapa pemilik akun Fufufafa tersebut, jika kita melihat, rekam jejaknya sungguh mengerikan, membuat kita mengelus dada, sampai menulis kata-kata yang tidak pantas, menghina, melecehkan, mesum, dan rasial terhadap tokoh politik, partai, hingga para pesohor kala itu.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Kebanyakan posting akun Fufufafa dibuat dalam kurun 2014, saat mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto masih jadi lawan politik Joko Widodo pada pemilihan presiden. Akun Kaskus Fufufafa masih mengunggah komentar negatif terkait dengan Prabowo hingga 2019.

Alhasil, Gibran banyak diburu jurnalis untuk mengonfirmasi kepemilikan akun yang dinilai barbar oleh publilk tersebut. Namun, putra sulung Presiden Jokowi itu tidak menjawab tegas, membantah atau mengiakan perihal akun Fufufafa. "Lha mbuh, takono sing nduwe akun (tidak tahu, tanya saja pemilik akunnya," ujarnya singkat sambil berlalu, di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (10/9).

Dalam konteks kontestasi politik, meskipun melanggar keadaban politik, akun anonim sering kali digunakan untuk melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap lawan politik baik dalam kontestasi pilpres atau pemilihan kepala daerah.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Akun anonim sebenarnya bentuk kepengecutan pemiliknya dalam berkomunikasi di ruang digital. Pemiliknya tidak mau bertanggung jawab atas posting yang dibuatnya karena memang tidak memiliki data akurat. Nawaitu pelakunya hanya mau menjatuhkan nama baik seseorang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan kampanye hitam adalah kampanye dengan cara menjelek-jelekkan lawan politik. Kontennya tidak memiliki dasar apa pun, asal bunyi. Isinya berupa penghinaan, berita bohong (hoaks), menyerang pribadi, dan ujaran kebencian. Kampanye hitam tidak hanya merugikan lawan politik atau kandidat tertentu, tetapi juga masyarakat karena menerima informasi tidak benar alias palsu.

Berbeda dengan kampanye negatif (negative campaign). Kampanye negatif adalah upaya mengungkapkan kelemahan lawan politik dengan data valid. Misalnya, data kasus korupsi atau pemborosan anggaran oleh petahana. Untuk membedakan apakah sebuah kampanye bermuatan negatif atau hitam dilihat dari tigal hal. Pertama, tujuan, kedua, data, dan ketiga pelaku.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Kampanye hitam atau posting yang tidak bertanggung jawab lainnya harus dihentikan. Selain melalui penegakan hukum yang berefek jera, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait dengan dampak buruk dari konten negatif perlu digalakkan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, ada lima jenis konten negatif, yakni penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA, melanggar kesusilaan dan perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman, serta penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian.

Akun Fufufafa dan akun sejenisnya tidak bisa dibiarkan. Masyarakat harus melawannya dengan memproduksi konten-konten media sosial yang berfaedah. Dengan demikian, literasi atau melek digital di masyarakat semakin meningkat sehingga tercipta masyarakat yang beradab. Masyarakat beradab mematuhi hukum dan menjunjung tinggi etika.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Jarimu ialah harimaumu. Jejak digital cepat atau lambat akan memangsa pelakunya. Ada empat pilar literasi untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yaitu digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.

Menurut Kemendikbud (2016:2), literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.

Tingkat literasi Indonesia di dunia jeblok, tapi berinternet ria bisa berlama-lama. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2022, Indonesia meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada di peringkat ke-71 dari 81 negara.

Di sisi lain, menurut laporan We are Social, pada Januari 2024, rata-rata pengguna internet di Indonesia sebanyak 7 jam 38 menit. Artinya, lama menggunakan internet tidak bisa mendongkrak tingkat literasi.

Untuk sementara pemilik akun Fufufafa bisa tenang bersembunyi. Namun, watak buruk akan muncul dengan sendirinya. Terlebih jika yang bersangkutan akan menjadi penyelenggara negara. Gusti Allah ora sare.Tabik!



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima