Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KELUARGA besar Nahdlatul Ulama atau NU kiranya sedang tidak baik-baik saja. Ada gesekan, perselisihan, perseteruan di sana yang semakin meruncing hari-hari ini. Persoalan pribadi pun dibawa-bawa.
Setidaknya ada tiga pihak dengan tiga aktor utama dalam konflik itu. Pertama ialah Pengurus Besar NU pimpinan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Kedua ialah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diketuai Muhaimin Iskandar alias Gus Imin. PKB ialah anak kandung NU. Ketua Umum PKB pasti orang NU, termasuk Gus Imin yang dalam tubuhnya mengalir deras darah NU.
Pihak ketiga dalam perselisihan ialah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut alias Gusmen (gus menteri). Gus Yaqut juga orang dalam NU. Dia mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor sekaligus Panglima Tertinggi Banser NU. Jelas, dia sangat NU.
Kenapa mereka bertikai? Ada dua pusaran konflik yang beda titik berat, tetapi masih terkait erat. Konflik pertama terjadi antara PBNU dan PKB. PBNU menilai PKB di bawah kendali Gus Imin ibarat anak yang mengabaikan orangtuanya. Durhaka, begitu kira-kira anggapan mereka.
Saking besarnya dosa pengurus PKB, ia bahkan tidak cukup hanya diingatkan. Dibentuklah Tim Lima atau Panitia Khusus (Pansus) PKB oleh PBNU dan sangat mungkin akan berupaya melengserkan Gus Imin.
Konflik kedua juga melibatkan PKB dan PBNU plus pemeran lain, yakni Menteri Agama. Pokok masalahnya ialah Pansus Angket Haji yang disepakati dalam Rapat Paripurna DPR, Selasa (9/7). Pansus itu bertujuan untuk membongkar kotak pandora permasalahan haji 2024, utamanya pengalihan 50% dari kuota tambahan oleh Kemenag ke haji khusus. Sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, kuota untuk haji khusus hanya 8%.
Penggunaan hak angket sebenarnya hal yang biasa, legal, konstitusional. Namun, kali ini ia menjadi tak biasa. Ia malah menjadi medan sengketa antara Gus Yahya, Gus Imin, juga Gus Yaqut. Pansus Angket Haji memantik pembentukan Pansus PKB. Pansus dibalas pansus.
Masalah personal pun dibawa serta. Gus Yahya bilang, pelaksanaan haji tahun ini baik-baik saja sehingga pembentukan Pansus Angket Haji patut dicurigai. "Nah, ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, Pansus Haji kemudian nyerang NU. Jangan-jangan ini masalah pribadi ini, jangan-jangan gitu lo," katanya dalam konferensi pers, Minggu (28/7).
Tidak cukup, dia juga curiga Pansus Angket Haji ada kaitan dengan Gus Yaqut yang tak lain ialah adiknya. "Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya, misalnya gitu. Itu, kan, masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU, ketua umumnya kebetulan saya, menterinya adik saya, lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini.''
Gus Yahya tampaknya serius benar menyikapi masalah itu. Ada yang menilai dia terlalu baper, bawa perasaan. Benarkah? Jika ada yang berujar bahwa dia berlebihan karena membawa-bawa pribadi, rasanya, kok, tidak berlebihan. DPR ialah institusi negara yang antara lain bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan undang-undang. DPR tidak mengenal masalah pribadi. Yang menyepakati Pansus Angket Haji tidak cuma anggota DPR dari PKB. Seluruh fraksi setuju. Jika pansus itu memang dibentuk karena dan demi kepentingan pribadi, bahlul betul anggota dewan non-PKB yang ikut menyetujuinya.
Pun, PBNU dibentuk pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H bukan atas nama dan untuk kepentingan pribadi. Apalagi Kemenag. Kalau Gusmen menjadi sasaran pansus, bukan sebab alasan pribadi, juga bukan lantaran adiknya Gus Yahya, melainkan karena sebagai menteri yang bertanggung jawab atas pelaksanaan haji.
Ihwal konflik antara PBNU dan PKB, biarkan itu menjadi urusan mereka, urusan privat keluarga besar NU. Kita tidak perlu pusing tujuh keliling ikut memikirkannya. Cukuplah kita berharap mereka segera menyelesaikan dan kembali fokus mengurus umat.
Lain halnya dengan konflik Pansus Angket Haji. Untuk urusan ini, yang berselisih memang elite NU, tapi pokok perselisihan menyangkut kepentingan seluruh umat muslim, termasuk puluhan juta nadhiyin. Oleh sebab itu, eloknya PBNU mendukung pansus, bukan sebaliknya.
Pansus dibentuk karena diduga ada ketidakberesan. Pansus bekerja untuk membuat permasalahan menjadi transparan, terang benderang. Apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan haji tahun ini? Adakah hangky pangky dalam pengalokasian 50% kuota tambahan ke haji khusus yang biayanya jauh lebih mahal ketimbang haji reguler? Biarkan DPR mengurainya nanti.
Kemenag atau Gus Yaqut belum tentu keliru. Saya pun berharap begitu. Namun, bukan berarti Kemenag atau Menteri Agama tidak mungkin salah, mustahil melakukan rasuah? Catatan hitam membuktikan kementerian yang semestinya menjadi penuntun kebaikan itu tak selamanya putih bersih. Menag 2001-2004 Said Agil Husin Al Munawar, umpamanya, terbukti korupsi dana abadi umat dan biaya haji. Kemenag pernah pula diterpa kasus korupsi pengadaan mushaf Alquran. Lalu, Menag di era SBY, Suryadharma Ali, juga menjadi terpidana korupsi dana haji.
Pada berbagai kesempatan, Gus Mus mengingatkan teladan pendiri NU Hadratusyaikh Hasyim Asy'ari yang selalu mementingkan itihad daripada kepentingan pribadi. Sayangnya, betul kata Gus Yahya bahwa ada kepentingan pribadi dalam konflik terkait dengan Pansus Angket Haji. Pribadi siapa? Kiranya para pembaca cukup pintar untuk menerkanya. Biarkan pepatah bijak becik ketitik olo ketoro nanti bicara.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved