Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar. Itulah kenapa Bung Karno acap kali menekankan perlunya anak bangsa membesarkan jiwa, agar bangsa ini terus terpelihara menjadi bangsa besar.
"Tiap-tiap bangsa mempunyai orang-orang besar. Tiap-tiap periode dalam sejarah mempunyai orang-orang yang besar, tetapi lebih besar daripada Mahatma Gandhi adalah jiwa Mahatma Gandhi; lebih besar dari Stalin adalah jiwa Stalin; lebih besar daripada Roosevelt adalah jiwa Roosevelt; lebih besar daripada tiap-tiap orang besar adalah jiwa daripada orang besar itu."
"Jiwa yang besar yang tidak tampak itu," lanjut sang proklamator, "Adalah di dalam dadanya tiap-tiap manusia, bahkan kita mempunyai jiwa sebagai bangsa. Maka kita sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk membesarkan kita punya jiwa sendiri dan membesarkan jiwa bangsa yang kita menjadi anggota daripadanya.”
Begitulah Bung Karno, mewanti-wanti agar kita memiliki jiwa, punya soul untuk membesarkan bangsa dan menjaga kebesarannya. Pesan itu bukan cuma motivasi, melainkan panduan berbangsa. Begitu kita lepas dari panduan, akan rontok pula kebesaran bangsa.
Kebesaran sebuah bangsa bukan terjadi karena penduduknya banyak dan wilayahnya yang luas, melainkan karena jiwa anak bangsa itu yang besar. Spirit yang mendorong kreasi dan keunggulan anak-anak bangsa itulah yang membuat bangsa itu besar dan bertahan dengan kebesarannya.
Dalam perkara itu, pemimpin kita Mohammad Hatta pernah gelisah ihwal masa depan kemerdekaan Indonesia yang mungkin tidak dirawat manusia-manusia berjiwa besar. Bahkan, Hatta risau akan Indonesia masa depan yang justru dilumpuhkan kekerdilan jiwa bangsa sendiri.
Dengan mengutip puisi karya Friedrich Schiller, Bung Hatta berkata: ”Sebuah abad besar telah lahir, tetapi ia menemukan generasi yang kerdil.” Dalam pandangan Bung Hatta, sebuah bangsa tidaklah eksis dengan sendirinya, tetapi tumbuh atas landasan suatu keyakinan dan sikap batin yang perlu dibina dan dipupuk sepanjang masa.
Terlebih kebangsaan Indonesia, sebagai bangunan politik yang meleburkan aneka ragam identitas ke dalam suatu unit kebangsaan baru, ”Untuk mempertahankannya, tiap orang harus berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya," kata Bung Hatta.
Harapan dan peringatan kedua bapak bangsa di atas ialah 'mantra' pengingat bagi anak bangsa, khususnya para pemimpin, dalam mengarungi tahun-tahun politik yang menegangkan. Apalagi, telah berlalu masa yang panjang ketika karunia kekayaan dan keindahan negeri ini tak sebanding dengan martabat bangsanya.
Hari ini kita menyaksikan kekayaan alam negeri ini tidak kunjung membawa kemakmuran. Kelimpahan penduduk, yang digadang-gadang bakal membuahkan bonus demografi, tak signifikan memperkuat daya saing. Kemajemukan kebangsaan tidak sepenuhnya memperkuat ketahanan budaya, keberagamaan tak mendorong keinsafan berbudi dan bertoleransi.
Apatah lagi melihat tingkah polah pemimpin yang jauh dari tanda-tanda manusia berjiwa besar. Apa namanya bila ada pemimpin negara dipecat karena kasus asusila? Malu rasanya dengan Bung Karno menyaksikan pemimpin lembaga antirasuah gugur karena tersangkut oleh kasus rasuah. Prihatin mengetahui bahwa nubuat Bung Hatta benar adanya saat mendapati pemimpin lembaga penjaga konstitusi rontok karena mengangkangi konstitusi.
Masih tersisakah harapan? Semoga. Semoga dari tangan panitia seleksi calon pimpinan KPK lahir pemimpin berjiwa besar. Semoga dari perhelatan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak, tidak muncul manusia berjiwa kerdil sebagaimana diresahkan Bung Hatta.
Semoga gemuruh para petaruh di bursa pencari jabatan bukanlah pertanda pos-pos kenegaraan diisi orang-orang medioker. Derasnya umpatan, sinisme, dan ketidakpercayaan publik pada lembaga-lembaga kenegaraan perlu membuat siapa pun yang menyeleksi calon pemimpin menyadari bahwa itu semua menyiratkan pos-pos kenegaraan dipimpin orang-orang inferior dan kerdil sehingga mesti diakhiri. Semoga dan semoga.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved