Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pengkhianatan dan Kebesaran Jiwa

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
10/5/2024 05:00
Pengkhianatan dan Kebesaran Jiwa
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

DIKHIANATI memang menyakitkan, amat menyakitkan. Perlu dada yang luar biasa lapang, butuh hati yang jembar, untuk menyikapi supaya luka tidak terus menganga, agar jiwa pulih seperti sedia kala.

Kenapa pengkhianatan begitu menyakitkan? Ada yang bilang, lantaran ia datang dari orang yang dicinta, disayang, dan dipercaya. Bukan dari orang yang dibenci, yang diabaikan.

Kenapa pengkhianatan begitu sulit dilupakan? Para psikolog menyebut hal yang paling menyedihkan tentangnya ialah pengkhianatan tidak pernah datang dari musuh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengkhianatan berarti proses, cara, perbuatan berkhianat atau mengkhianati. Berkhianat adalah perbuatan tidak setia; perbuatan yang bertentangan dengan janji.

Pengkhianatan bisa terjadi dalam berbagai skala, dengan berbagai cara, dilakukan siapa saja. Dalam skala kecil, khianat-mengkhianati dapat merusak persahabatan, mencederai hubungan dua sejoli yang sedang berpacaran, atau membuat ikatan suci pernikahan berantakan. Dalam skala besar, pengkhianatan bisa sangat membahayakan. Pengkhianatan terhadap negara, amsalnya.

Khianat-mengkhianati lazim pula terjadi di dunia politik. Apalagi ketika politik mengabaikan fatsun, masa bodoh dengan moral dan etika. Terlebih jika para pelakunya semata berorientasi kekuasaaan dan tak peduli bagaimana cara meraihnya.

Soal khianat-mengkhianati itulah yang kembali jadi omon-omon akhir-akhir ini. Pemantiknya ialah ide presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk presidential club sebagai wadah silaturahim antara presiden dan para mantan presiden. Kalau tujuannya demikian, baik betul ide itu.

Presiden dan mantan presiden memang perlu menunjukkan kepada rakyat bahwa beda posisi tidak harus tercerai-berai. Syukur-syukur dari kongko-kongko itu muncul sumbangsih apik, ide brilian, masukan berharga buat presiden yang tengah berkuasa. Persoalannya, bisa terwujudkah presidential club jika masih ada di antara mereka yang memendam sakit hati karena merasa dikhianati?

Megawati Soekarnoputri ialah Presiden Ke-5 RI. Dia menjabat pada 23 Juli 2001-20 Oktober 2004 dengan dibantu 33 anggota kabinet, salah satunya Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai presiden dan menteri, hubungan Mega dan SBY tentu saja baik, tetapi semua itu berubah jelang Pilpres 2004.

Alkisah, pada suatu waktu Megawati mengumpulkan para pembantunya dan bertanya kepada mereka siapa yang ingin menjadi capres. Tak ada yang menjawab iya kala itu. Akan tetapi, di kemudian hari, SBY justru mencalonkan diri. Bertandem dengan JK, dia berkompetisi termasuk melawan Megawati-Prabowo Subianto, dan menang.

Sejak itulah perang dingin Megawati dan SBY meletup. Kendati tak berterus terang, Mega sakit hati teramat dalam. Dia merasa dikhianati. Hingga 20 tahun, meski sudah dua dekade berjalan, hubungan keduanya belum kembali menghangat jua. Masih dingin-dingin saja.

L’histoire se repete. Kisah serupa kiranya mendera Bu Mega lagi. Perasaan dikhianati terepetisi lantaran Jokowi yang dua kali dia usung menjadi Wali Kota Surakarta, sekali menjadi Gubernur Jakarta, dan dua kali menjadi presiden tetiba mbalelo.

Di Pilpres 2024, Jokowi bersimpang jalan dengan Megawati yang mengusung Ganjar. Kendati tidak blak-blakan, dia mendukung Prabowo yang didampingi putranya, Gibran. Sejarah pun bicara, dialah pemenangnya. Bu Mega terluka, luka yang bisa jadi perlu waktu lebih lama untuk menyembuhkannya.

Soal khianat-mengkhianati juga dialami Prabowo. Kisahnya bermula dari Perjanjian Batutulis, perjanjian yang disebut-sebut berisi kesepakatan antara Mega dan Prabowo terkait dengan jatah sebagai capres. Di Pilpres 2009, Prabowo bersedia menjadi cawapres dengan imbalan Mega harus mendukung Prabowo sebagai capres di Pilpres 2014.

Akan tetapi, janji tinggal janji. Perjanjian itu diingkari. Bukannya Prabowo, di Pilpres 2014, Mega malah mengusung Jokowi. Mega berganti peran, dari orang yang dikhianati menjadi yang mengkhianati, yang perbuatannya bertentangan dengan janji. Bahwa ada dalih Perjanjian Batutulis tidak berlaku karena pada Pemilu 2009 Megawati kalah, biarkan rakyat menilai betul-tidaknya.

Eloknya, Prabowo tidak merasa sakit hati. Hubungannya dengan Mega tetap baik-baik saja. Relasinya dengan Jokowi yang dia usung dan biayai saat berkontestasi di Pilgub Jakarta 2012, tapi berbalik menjadi lawan dua tahun kemudian, bahkan makin mesra.

Kendati bukan pendukung Prabowo di pilpres yang baru lewat, izinkan saya angkat topi kepadanya untuk soal yang satu ini. Tak mudah bagi siapa pun melupakan pengkhianatan. Tokoh hak asasi manusia Amerika Malcolm X bahkan bilang, '"Bagi saya, hal yang lebih buruk daripada kematian ialah pengkhianatan. Anda tahu, saya bisa memahami kematian, tetapi saya tidak bisa membayangkan pengkhianatan."

Sakit hati karena dikhianati memang lumrah, sangat lumrah, manusiawi, amat manusiawi. Namun, sakitnya jangan berlama-lama. Secukupnya saja agar rakyat segera bisa menyaksikan para pemimpin mereka akur. Bukankah leluhur kita berwasiat bahwa rukun agawe santosa, crah agawe bubrah (rukun membuat kuat sentosa, bertengkar membuat rusak)?



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.