Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SIAPA tidak kenal Taylor Swift? Mungkin tak semua orang mengenal karya atau lagu-lagunya, tapi setidaknya sebagian besar pasti pernah mendengar namanya.
Musikus asal Pennsylvania, AS, itu tak bisa dimungkiri merupakan salah satu superstar pop dunia saat ini. Tidak ada yang menyangsikan bakat penyanyi sekaligus penulis lagu yang awalnya dikenal beraliran country, sebelum akhirnya 'teracuni' pasar sehingga lebih memilih genre yang lebih ngepop tersebut.
Prestasinya bukan kaleng-kaleng. Ia memenangi Grammy Awards sebanyak 14 kali dan masuk nominasi sebanyak 52 kali. Sejak 2009, ia rajin mengoleksi trofi penghargaan musik paling bergengsi dan dihormati di seantero dunia. Termasuk tahun ini, ia memperolehnya melalui album Midnights yang dianugerahi sebagai album terbaik 2024.
Taylor juga amat sukses secara industri. Tahun lalu, pelantun lagu Shake It Off itu dinobatkan sebagai musikus perempuan terkaya kedua di dunia oleh majalah Forbes. Taylor diperkirakan memiliki kekayaan bersih US$740 juta. Ia hanya kalah oleh Rihanna yang memang juga punya jejak karier fenomenal.
Turnya seng ada lawan. Sejak tahun lalu, ia menggelar konser tur keliling dunia dengan tajuk The Eras Tour yang penjualan tiketnya laris bukan alang kepalang. Menurut Wall Street Journal, The Eras Tour mampu menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$1 miliar sekaligus menjadikannya sebagai tur bernilai miliaran dolar pertama.
Saking potensialnya tur konser sang biduan menghasilkan cuan, banyak negara berlomba, berebut menjadi tempat penyelenggaraan. Sudah lumrah bila dalam setiap penyelenggaraan konser musikus internasional papan atas selalu menawarkan manfaat ekonomi yang teramat tinggi bagi negara penyelenggara. Tentu tidak ada negara yang mau menyia-nyiakan.
Persaingan itu bahkan bisa memicu ketegangan atau setidaknya kehebohan di kawasan. Itulah yang terjadi pada rangkaian The Eras Tour di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah pejabat dan publik di negara-negara ASEAN heboh, kesal, juga iri karena rupanya pihak Taylor sudah menjalin perjanjian eksklusif dengan promotor dan pemerintah Singapura. Intinya mereka bersepakat Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang disinggahi konser The Eras Tour.
Negara lain, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, terpaksa gigit jari. Potensi pergerakan ekonomi hingga ratusan miliar, bahkan triliunan rupiah, yang diproyeksikan bisa didapat sebagai efek ikutan dari konser Taylor, lenyap, tersapu oleh lobi gerak cepat Singapura.
"Pemerintah Singapura licik," kata PM Thailand Srettha Thavisin sembari menuding pemerintah Singapura menawarkan US$2 juta-US$3 juta demi membeli eksklusivitas Taylor di ‘Negara Singa’ tersebut. "Ini bukan tindakan yang dilakukan tetangga yang baik," keluh anggota DPR Filipina Joey Salceda.
Keduanya geram karena menganggap Singapura telah memonopoli konser Taylor sekaligus memupus kesempatan mereka untuk memetik manfaat ekonomi yang serupa. Barangkali, dengan alasan yang sama, pemerintah Indonesia juga geram, tapi hingga tidak ada pernyataan kemarahan yang muncul dari pejabat pemerintah atau politikus di negeri ini.
Makin menarik ketika isu soal monopoli konser Taylor itu sampai mengisi ruang-ruang pembicaraan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia di Melbourne. Di sela-sela KTT, PM Singapura Lee Hsien Loong menjawab tudingan serta kecaman dari negara tetangga. Ia tidak menampik telah 'membayar' ke agensi Taylor untuk menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah tur di Asia Tenggara. Akan tetapi, "Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat," ujar Lee.
Okelah, baiknya kita tinggalkan dulu soal kehebohan dan sedikit ketegangan itu. Toh, tidak ada aturan atau kesepakatan kawasan yang dilanggar Singapura. Toh, penyelenggaraan The Eras Tour di Singapura juga tak lagi bisa dibendung. Mbak Taylor sudah dipastikan akan tampil sebanyak enam kali di negara itu, antara 2 dan 9 Maret 2024 ini.
Yang justru mesti dipetik dari peristiwa itu ialah pelajaran betapa kuat dan seriusnya dukungan dan keberpihakan pemerintah Singapura terhadap pertunjukan seni, termasuk konser musik. Mereka tak segan melakukan intervensi, melobi, bahkan 'membayar lebih' supaya artis, musikus, atau grup band internasional dengan nama besar bersedia manggung secara eksklusif di sana.
Di sini sebaliknya. Indonesia harus membayar mahal atas lemahnya dukungan pemerintah terhadap panggung seni. Mahal karena gara-gara sejumlah persoalan, seperti proses perizinan yang panjang serta pembiaran kepada promotor bergerak sendiri tanpa pendampingan dan dukungan dana, Indonesia harus rela kehilangan potensi perputaran ekonomi sebagai multiplier effect dari pertunjukan musik kelas dunia.
Taylor mungkin juga tahu, kalau masalah klasik itu saja belum bisa diselesaikan, bagaimana ia mau memilih Indonesia ketimbang Singapura?
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved